
Ini Dia Negara-negara 'Donatur' Perang Putin di Ukraina

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah lembaga riset mengungkapkan negara-negara yang mendukung pembiayaan perang Rusia di Ukraina melalui pembelian energi fosil.
Lembaga riset asal Finlandia, Center for Research on Energi dan Udara Bersih (CREA), mengungkapkan selama 100 hari pertama setelah Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, Cina, Belanda, Jerman, dan Italia terus menjadi pengimpor bahan bakar fosil terbesar dari Rusia.
Rusia juga telah menjadi sumber minyak terbesar kedua India sejak dimulainya perang di Ukraina, menyusul diskon US$ 25 per barel ke India dan gangguan rantai pasokan sejak perang. Data menunjukkan bahwa India telah menjadi pengimpor bahan bakar fosil terbesar kedelapan Rusia, dengan nilai impor 3,4 miliar euro sejak awal perang.
Sementara itu, China dan Jerman menempati peringkat sebagai importir utama bahan bakar fosil Rusia, masing-masing senilai 12,6 miliar euro dan 12,1 miliar euro. Italia dan Belanda menyusul di belakangnya dengan impor masing-masing senilai 7,8 miliar euro. Selanjutnya ada Turki dengan 6,7 miliar euro.
Secara keseluruhan, 61% dari ekspor bahan bakar fosil Rusia antara 24 Februari dan 3 Juni mengalir ke Uni Eropa.
Hal tersebut menunjukkan Rusia sangat bergantung pada pelanggan internasional sumber daya alamnya untuk membiayai kelanjutan serangannya di Ukraina. Seperti dilansir Newsweek, Rusia telah menghabiskan sekitar 350 juta euro per hari untuk perang, sementara total pendapatan ekspor bahan bakar fosil selama seratus hari berjumlah 93 miliar euro.
Di sisi lain, Uni Eropa telah setuju untuk melarang 90% impor minyak Rusia pada akhir 2022. Namun, situs berita Jerman Der Spiegel telah mengungkapkan bagaimana Komisi Eropa jauh dari target yang diumumkan. Anggota Parlemen Eropa Jens Geier memprediksi bahwa dalam skenario terbaik, Uni Eropa hanya akan mengurangi impor bahan bakar dari Rusia hingga setengahnya pada akhir tahun.
Tidak hanya fasilitas penyimpanan penting di Jerman dan Italia yang terus bergantung pada perusahaan gas alam Rusia Gazprom untuk mempertahankan pasokan. Menurut data CREA, kapal tanker Eropa, terutama yang dari Yunani, tetap menjadi pengangkut mayoritas minyak Rusia ke pasar internasional.
"Sanksi keras terhadap kapal tanker yang mengangkut minyak mentah Rusia akan secara signifikan membatasi ruang lingkup untuk pengalihan rute ekspor Rusia semacam ini. Pada April-Mei, 68% pengiriman minyak mentah Rusia dilakukan dengan kapal milik perusahaan UE, Inggris, dan Norwegia, dengan kapal tanker Yunani saja yang membawa 43%," tulis CREA seperti dikutip The Print, Senin (20/6/2022).
Adapun, untuk pengiriman ke India dan Timur Tengah, porsinya bahkan lebih tinggi, yaitu 80%. Sementara itu, 97% dari kapal tanker diasuransikan hanya di tiga negara, Inggris, Norwegia dan Swedia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri Krisis Energi, Impor Negara Ini Cetak Rekor Tertinggi
