Ada Fenomena Idul Adha 2022: Stok Sapi Seret, Harga Melonjak

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
17 June 2022 14:15
Pekerja menarik sapi dari kandang di tempat penjualan Sapi kurban di Kawasan Pasar Gembrong Bassura, Jakarta Timur, Rabu (8/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Pekerja menarik sapi dari kandang di tempat penjualan Sapi kurban di Kawasan Pasar Gembrong Bassura, Jakarta Timur, Rabu (8/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan sapi hidup ke peternakan atau pedagang di kawasan Jabodetabek berkurang jelang hari raya Idul Adha. Kalangan pedagang mengakui bahwa penurunan suplai stok cukup dalam hingga 50% dibandingkan tahun lalu, sehingga banyak rekannya sesama pedagang yang tidak mendapatkan stok.

"Dari teman-teman pedagang lain banyak yang nggak buka, jadi benar-benar yang punya akses ke suplai aja yang buka," kata Anton Wibowo, penanggung jawab sekaligus pemilik BLISAPI Depok di Jalan Cimanggis kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/6/22).

Ia sendiri mendapat stok sapi hidup dari Bali, Sebagian ada yang dikirim via darat, namun ada juga yang melalui laut, sesuai anjuran Badan Karantina Pertanian. Namun, masih banyak pedagang lain yang tidak mendapatkan stok seperti biasanya. Alhasil, ada sebagian pedagang yang tidak berjualan di momen Idul Adha ini.

"Yang saya tau ya sekitar 5 pedagang, yang lain belum ngitung. Dari pedagang pun ada yang minta ke yang dapat fasilitas suplai sapi bali ini," ujar Anton.

Sebagian pedagang ada yang meminta stok kepada dirinya untuk Kembali dijual. Jika ada persediaan lebih maka akan dikasih. Namun, stok di tahun ini lebih sedikit dari Idul Adha biasanya. Anton menyebut tengah memiliki stok sekitar 200 sapi.

Untuk mendapatkannya pun tidak mudah, karena harus melalui berbagai syarat tambahan di masa penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) ini. Hal itu juga yang membuat biaya kurban sapi di tahun ini bertambah.

Peternak hingga pedagang tetap harus menyediakan tambahan biaya untuk vitamin, tambahan perizinan hingga transportasi. Maklum, akibat pengiriman sapi via laut, pedagang harus merogoh kocek lebih dalam, dengan tambahan mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta/ekor.

"Harga naik itu dilema, satu sisi masyarakat mau harga sama, tapi kondisi gini nggak bisa karena harga naik. Kenaikan harga saat ini bisa 10-20%. Biasanya Rp 21 juta yang 300 Kg, sekarang dapatnya 270-280 Kg," sebut Anton.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Penanganan Wabah PMK Ternak Jelang Idul Adha


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading