Internasional

Jangan Kaget! Ini Negara Terbanyak Kena Sanksi, Sampai 1.500

sef, CNBC Indonesia
17 June 2022 13:00
Orang-orang mengunjungi restoran cepat saji yang baru dibuka di bekas gerai McDonald's di Pushkinskaya Square di Moskow, Rusia, Minggu (12/6/2022). Bekas restoran McDonald's telah dibuka kembali di bawah merek baru yang disebut
Foto: Orang-orang mengunjungi restoran cepat saji yang baru dibuka di bekas gerai McDonald's di Pushkinskaya Square di Moskow, Rusia, Minggu (12/6/2022). Bekas restoran McDonald's telah dibuka kembali di bawah merek baru yang disebut

Jakarta, CNBC IndonesiaRusia kini menjadi negara yang dikenai sanksi paling banyak oleh Amerika Serikat (AS). Ini terjadi karena invasi yang dilakukan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Angkanya bahkan melewati Iran dan Korea Utara (Korut). Semenjak serangan dilakukan 24 Februari, pemerintah Presiden Joe Biden sudah memberikan 1.500 hukuman ke 800 target terkait Kremlin di Ukraina.

Dalam laporan Centre for New American Security (CNAS), sebanyak 663 sanksi diberikan ke kelompok elit dan oligarki. Sementara 480 diberikan ke sektor pertahanan dan transportasi.

Sebanyak 229 diberikan ke sektor perbankan. Sementara 32 sanksi ke sektor teknologi dan delapan ke sektor energi.

"Selain itu, hampir 1.000 perusahaan asing telah menutup atau membatasi operasi mereka di Rusia," tulis para penulis dalam laporan tersebut ditulis CNBC International, dikutip Jumat (17/6/2022).

"Ini berkontribusi pada isolasi keuangan Moskow dari ekonomi global."

Dari semua sanksi, CNAS juga mengatakan hukuman ke bank sentral Rusia, The Central Bank of Russia, oleh G7 adalah yang paling efektif. G7 terdiri dari AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Britania Raya.

"Ini telah memotong akses Rusia dari aset dalam mata uang yang menyumbang 95% dari cadangan devisa global," tulis laporan itu lagi.

Sementara itu, di kuartal I 2022, ekonomi Rusia masih tumbuh positif. Pada tiga bulan pertama tahun ini, PDB Rusia tumbuh 3,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Namun, PDB melambat jika dibanding kuartal IV-2021 yang tumbuh 5%. Tetapi jauh lebih baik ketimbang kuartal I-2021 yang minus 0,3%.

Sebelumnya, untuk keseluruhan 2022, Bank Dunia, pemerintah dan hingga bank sentral telah memperkirakan ekonomi akan terkontraksi. 'Ramalan' Kementerian Perekonomian Rusia adalah minus (-) 7,8% sementara bank sentral di minus 8-10%.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Putin! AS Lempar 'Bom' Baru, Rusia Terancam Bangkrut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular