Lawatan ke Singapura, Delegasi B20 Bawa Sejumlah Misi Penting
Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi B20 Indonesia melakukan lawatan ke Singapura beberapa waktu lalu dengan sejumlah agenda utama. Di antaranya meningkatkan kerja sama bisnis dan perdagangan dua negara, menjajaki peluang kerja sama ekonomi dengan komunitas bisnis negara tersebut, hingga mengidentifikasi key partners potensial bagi proyek investasi di Indonesia yang sejalan dengan agenda G20.
Kunjungan yang merupakan bagian Roadshow B20 ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan agenda prioritas Presidensi B20 Indonesia, serta mengundang kalangan bisnis Singapura untuk hadir dalam B20 Summit yang diselenggarakan November mendatang di Bali.
Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan, Singapura diundang hadir dalam pertemuan G20 dikarenakan kontribusi ekonominya yang signifikan di tingkat regional maupun global. Pelaku usaha Singapura diharapkan turut andil dalam transformasi ekonomi dunia.
Dia berharap kunjungan ini menjadi fondasi krusial pencapaian agenda B20, dengan meningkatkan partisipasi pemimpin bisnis Singapura untuk bersama melakukan upaya transformasi dan pemulihan ekonomi.
Hubungan erat Indonesia dengan Singapura dinilai akan memberi kontribusi perihal cross-countries networking serta knowledge sharing opportunities, khususnya dalam menyiapkan masukan untuk legacy program yang bermanfaat bagi pemulihan ekonomi negara-negara G20.
"KADIN Indonesia dipercaya pemerintah untuk menjadi penyelenggara B20 yang tidak hanya terbatas pada negara-negara anggota G20. Kami juga mengundang komunitas bisnis Singapura untuk ambil bagian pada B20 Summit di Bali. Penyelenggaraan B20 tahun ini perlu dimanfaatkan Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang ke tataran global, seperti tantangan digital and financial inclusion, dukungan terhadap UMKM, hingga akses infrastruktur mendasar dan terjangkau," ujar Shinta dikutip dari siaran pers, Jumat (17/6/2022).
Secara spesifik, rekomendasi kebijakan yang diarahkan Indonesia selaku pemegang Presidensi B20 harus mampu memberikan legacy bagi masa depan pembangunan dan pemulihan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, kerja sama bisnis dan ekonomi dengan Singapura memiliki peranan strategis karena Singapura sebagai negara maju di kawasan Asia Tenggara memiliki kemampuan mumpuni perihal inovasi teknologi dan modal.
"Banyak perusahaan Singapura unggul dalam hal pemanfaatan transformasi digital, pengembangan sumber daya manusia, dan penggunaan energi yang efisien. Sehingga diharapkan partisipasi pebisnis Singapura akan menghasilkan output B20 yang lebih berdampak dan konkret khususnya bagi pemulihan ekonomi di kawasan dan Asia Pasifik," ungkapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, Indonesia memiliki pekerja ahli, bonus demografis pekerja usia produktif, sekaligus negara yang kaya akan sumber energi terbarukan. Potensi kerja sama regional tersebut tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi mampu melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi global di tengah transisi dunia menuju ekonomi hijau.
"Saat ini Indonesia tidak hanya dipercaya sebagai Presidensi G20-B20, tetapi tahun depan juga akan menjadi Ketua KTT ASEAN. Hal ini memperlihatkan bagaimana kepemimpinan Indonesia sudah kian diperhitungkan dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi kawasan dan global. Peranan strategis Indonesia ini akan semakin solid jika disertai dengan dukungan dan sinergi dari pelaku usaha Singapura dan Indonesia," ujar Shinta.
Dia menegaskan, Indonesia sebagai emerging-developing countries pertama yang mengemban Presidensi G20-B20 ini menjadi tonggak sejarah bagi peran strategis Indonesia dalam pemulihan ekonomi global pasca pandemi.
Selain itu menjadi platform penting mempercepat pertumbuhan ekonomi regional sekaligus berperan menjembatani kepentingan negara berkembang dan negara maju.
Sementara itu, Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid mengatakan, kunjungan tersebut merupakan upaya untuk meninjau kembali serta memperbaharui hubungan Indonesia dengan Singapura, khususnya dalam bidang ekonomi, bisnis, dan perdagangan.
"Indonesia dan Singapura membahas lebih lanjut mengenai upaya pemulihan ekonomi dan apa yang bisa kita lakukan bersama dalam tataran kerjasama ASEAN, melalui B20 selaku business engagement negara-negara G20," kata Arsjad.
Sejumlah agenda pertemuan yang dilakukan di Singapura membahas agenda penting yang menjadi prioritas Presidensi G20-B20, seperti renewable energy, digitalisasi, transformasi digital, dan arsitektur kesehatan dunia yang menjadi dasar penting bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Salah satunya dengan Singapore Business Federations yang merupakan representasi komunitas bisnis Singapura di G20 dan mewakili lebih dari 27 ribu perusahaan lokal dan asing Singapura di sektor bisnis, perdagangan, dan industri.
Agenda pembahasan terkait potensi peningkatan kerja sama pasca pandemi dengan perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor prioritas seperti manufaktur, infrastruktur, ekonomi digital, hingga layanan berbasis konsumen.
Menurut Arsjad, Singapura dan Indonesia juga memiliki potensi besar untuk memperkuat kerja sama teknologi. Pasalnya, banyak perusahaan teknologi Singapura-Indonesia yang sudah berstatus Unicorn dan Decacron dengan valuasi jutaan dolar.
Melalui kerja sama keduanya, Asia Tenggara bisa menjadi pusat pertumbuhan industri teknologi. Potensi kerja sama kedua negara pun dinilai mampu mempercepat transformasi digital kawasan Asia Tenggara.
"Digitalisasi tengah menjadi tren ekonomi dunia serta menjadi agenda B20. Indonesia saat ini fokus membangun infrastruktur digital, mengembangkan kapasitas UMKM untuk mampu melakukan penetrasi pasar dalam rantai pasok dunia melalui adopsi teknologi digital. Untuk itu, hubungan kedua negara sangat bermanfaat dalam mencapai tujuan ini," jelas dia.
Lebih lanjut, delegasi B20 Indonesia juga melakukan pertemuan dengan Enterprise Singapore, Singapore Indian Chamber of Commerce and Industry (SICCI), Singapore Chinese Chamber of Commerce and Industry (SCCCI), ICONIQ Capital, serta Singapore Economic Development Board (EDB).
Di samping kembali memperkuat hubungan bilateral Singapura dan Indonesia, kunjungan itu juga untuk mengajak lebih banyak komunitas bisnis Singapura terlibat dalam kerja besar B20.
"Sebagai investor terbesar di Indonesia, Singapura tentunya memainkan peran penting sebagai jembatan dalam membangun kepercayaan dunia usaha atas potensi investasi Indonesia. Di dalam rangkaian B20 Summit November mendatang, Indonesia akan menawarkan beberapa pipeline projects yang sejalan dengan agenda utama antara lain dalam sektor energi terbarukan dan eco-tourism," pungkas Arsjad.
(dpu/dpu)