
Ukraina Tak Mau Lagi Negoisasi ke Rusia, Perintah AS?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdamaian antara Rusia dan Ukraina semakin sulit diraih. Pasalnya kedua negara saling menyalahkan sehingga mengulur negosiasi. Rusia bahkan menuding campur tangan Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab tertundanya pembicaraan damai.
Hal ini diklaim juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova. Ia mengatakan Ukraina telah memutuskan pembicaraan damai dengan Rusia atas perintah dari AS.
"Pembicaraan ini dibekukan, dihentikan," katanya di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, menurut laporan kantor berita milik negara Rusia TASS, dikutip oleh Newsweek, Kamis (16/6/2022).
"Biarkan mereka [Ukraina] mengatakan sendiri apa yang mereka lakukan dengan pembicaraan ini. Kami tahu itu dengan sangat baik karena kami memiliki informasi yang merupakan perintah yang diberikan oleh Amerika," tambahnya.
Zakharova mengklaim tanpa menawarkan bukti bahwa Rusia mengetahui bahwa AS memainkan peran dalam negosiasi yang mandek. Lebih lanjut, ia memerinci keluhan yang diduga dibuat oleh pejabat Kyiv yang menghambat negosiasi.
"Kami melihat banyak hal: Tempatnya salah, susunan delegasinya tidak tepat, negara tuan rumah harus berbeda. Ada banyak keanehan," katanya.
Pada 23 Mei, kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Rusia siap untuk melanjutkan negosiasi damai dengan Ukraina, tetapi hanya setelah Kyiv menunjukkan "posisi konstruktif", menurut Wakil Menteri Luar Negeri Andrei Rudenko.
Komentar Rudenko muncul setelah penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengatakan kepada Reuters bahwa Ukraina tidak akan menandatangani perjanjian damai dengan Rusia yang akan memaksanya untuk mengakui pendudukan Moskow atas wilayah mana pun sejak serangan 24 Februari.
Di awal perang, negosiasi damai terhenti setelah Zelensky menuduh pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang, termasuk genosida. Banyak tuduhan datang setelah pejabat Ukraina melaporkan beberapa situs kuburan massal telah ditemukan yang berisi mayat-mayat sipil.
Banyak pemimpin dunia telah meminta Ukraina dan Rusia untuk membuka kembali pembicaraan damai. Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam esai tamu 31 Mei untuk The New York Times bahwa AS akan mendukung "upaya Ukraina untuk mencapai akhir yang dinegosiasikan untuk konflik."
Namun, Zelensky mengatakan dalam wawancara 23 Mei dengan Axios bahwa mengatur pertemuan dengan Putin menjadi makin sulit seiring konflik yang berlanjut.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ukraina Di Ujung Tanduk, Kota Hilang Hingga Bantuan Tertahan