Soal Peralihan Subsidi LPG ke Kompor Induksi, Ini Kata Menkeu

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
16 June 2022 15:55
Infografis, RI Tajir Gas Alam, Tapi Kok Impor LPG?
Foto: Infografis/ Indonesia Kaya akan Gas Alam Tapi Impor LPG/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menyebutkan pihaknya bersama pemerintah saat ini tengah menggodok program pengalihan anggaran untuk subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram ke program percepatan penambahan pengguna kompor induksi atau kompor listrik untuk rumah tangga.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati justru belum mengetahui mengenai rencana program pengalihan subsidi LPG 3 Kg ke Kompor listrik. Oleh sebab itu, bendahara negara tersebut bakal menanyakan lebih lanjut kepada Kementerian ESDM.

"Saya perlu tanya ke Kementerian ESDM," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian Dalam Negeri, Kamis (16/6/2022).

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menilai percepatan penambahan pengguna kompor induksi juga dapat menekan beban subsidi LPG 3 kilogram yang semakin besar. Khususnya akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir ini.

"Kami menggodok program dengan pemerintah bagaimana tadinya subsidi untuk LPG bisa direalokasikan untuk mempercepat penggunaan kompor induksi baik ini untuk pembelian kompor listriknya, sehingga ada pergeseran dari LPG impor yang harganya sudah Rp 18.000 per Kg," ujarnya di dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/6/2022).

Dia mencatat harga keekonomian dari kompor listrik berkisar Rp 10.350 ekuivalen dengan 1 Kg LPG yang senilai Rp 18.000. Artinya dengan perpindahan penggunaan kompor induksi, maka penghematan yang akan diperoleh negara cukup besar.

Darmawan bahkan menargetkan dapat menggaet konsumen baru pengguna kompor induksi sebanyak 15 juta rumah tangga. Mengingat cara tersebut juga menjadi salah satu upaya perusahaan dalam mengatasi pasokan listrik yang berlebih.

Untuk diketahui, PLN menargetkan penggunaan kompor induksi atau kompor listrik di tahun 2024 mencapai 8,5 juta. Pengguna kompor listrik akan semakin bertambah pada tahun 2030 mencapai 18,2 juta rumah tangga. Sementara, untuk menggunakan kompor listrik dibutuhkan daya sebesar 2.200 watt.

Darmawan sebelumnya mengatakan untuk kelas masyarakat yang daya listriknya sudah 2.200 watt tidak akan jadi masalah dalam menggunakan kompor listrik. Sementara saat ini tercatat mayoritas masyarakat Indonesia masih menggunakan listrik berdaya 450 watt dan 900 watt atau subsidi.

"Banyak penggunaan listrik dayanya masih 900 watt, perlu ada strategi khusus dalam menambah daya jadi 2.200 watt. Penambahan daya akan difasilitasi," kata Darmawan kepada CNBC Indonesia, di Jakarta, Senin (14/2/2022).

Bukan cuma itu, menurut Darmawan, kelak penggunaan listrik untuk kompornya pun akan tetap subsidi. Sebab, akan ada teknologi penghitungan yang dimiliki PLN yang bisa dihitung dan untuk penerima subsidi akan tetap mendapatkannya meski sudah beralih ke kompor listrik.

Adapun untuk keluarga yang sudah mampu, PLN pun memastikan dengan penggunaan kompor listrik akan lebih murah dibandingkan penggunaan LPG. Darmawan pun akan memfasilitasi jika ada masyarakat yang ingin menaikan daya, termasuk ke depan menyiapkan utensil yang sesuai untuk kompor listrik hingga ke pasar tradisional.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! Subsidi LPG 3 Kg Bakal Dialihkan Ke Kompor Induksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular