Utang Luar Negeri RI Turun Jadi 'Cuma' Rp 6.031 T, Kok Bisa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2022 13:27
Dollar
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) turun di bulan April. Rabu (15/6/2022) kemarin, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) berada di US$ 409,5 miliar pada April 2022. Dengan asumsi US$ 1 setara Rp 14.729, nilai ULN itu adalah Rp 6.031,52 triliun.

Angka itu turun dibandingkan ULN bulan sebelumnya yang US$ 412,1 miliar (Rp 6.069,82 triliun). Secara tahunan, posisi ULN April 2022 terkontraksi 2,2% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1% (yoy).

Penurunan ULN tersebut terjadi akibat turunnya utang pemerintah, sementara utang swasta justru mengalami kenaikan.

"Posisi ULN Pemerintah pada April 2022 tercatat sebesar 190,5 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 196,2 miliar dolar AS. Secara tahunan, pertumbuhan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,3% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 3,4% (yoy)," rilis rilis BI.

Pemerintah yang membayar utang senilai US$ 1,9 miliar menjadi salah satu penyebab penurunan ULN. Dari total pembayaran tersebut, pokok utang tercatat sebesar US$ 1,576 miliar dan bunga sebesar US$ 374 juta.

Pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo mendominasi pembayaran utang tersebut. Berdasarkan data dari BI, nilai SBN jatuh tempo pada April sebesar US$ 1,32 miliar, dengan pokok sebesar US$ 1,025 miliar dan bunga sebesar US$ 295 juta.

"Penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo di bulan April 2022 dan adanya pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global" sebut BI. 

Pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden atau investor asing terlihat dari kepemilikan asing di pasar SBN yang menurun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pada akhir April kepemilikan investor asing di pasar SBN tercatat sebesar Rp 827,85 triliun, turun sekitar Rp 20,4 triliun atau sekitar US$ 1,4 miliar.

Porsi investor asing di pasar SBN pun semakin menurun. Pada akhir April, porsinya sebesar 17,03% dan data terbaru menunjukkan kini porsinya turun lagi 16,76% per 14 Juni.

Turunnya porsi asing di pasar SBN tidak lepas dari meroketnya yield obligasi pemerintah Amerika Serikat. Selisih yield yang semakin menyempit membuat investor asing melepas SBN dan kembali ke Negeri Paman Sam.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Utang Luar Negeri Swasta Meningkat

Secara keseluruhan utang ke Singapura yang merupakan kreditor tersebut turun menjadi US$ 60,72 miliar, turun dibandingkan Maret sebesar US$ 61,15 miliar, atau 0,7%. Sementara dibandingkan April 2021, utang tersebut terkontraksi sebesar 11,9%.

Nilai utang dari China juga mengalami penurunan sekitar US$ 300 juta atau 1,5% dibandingkan sebelumnya menjadi US$ 21,72 miliar. Jepang dan Hong Kong yang masuk 5 besar kreditor Indonesia juga mengalami penurunan.

Dari 5 besar kreditor, hanya utang ke Amerika Serikat yang bertambah signifikan. Pada April, utang ke Negeri Paman Sam tercatat sebesar US$ 34,89 miliar menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.

Dibandingkan Maret US$ 31,85 miliar, kenaikannya lebih dari 9,5%, dan menjadi yang pertama setelah turun dalam 2 bulan beruntun. Dibandingkan April 2021, utang Indonesia ke Amerika Serikat melesat 13,3%.

Lonjakan ULN ke Amerika Serikat tersebut diserap oleh sektor swasta. Posisi ULN swasta pada April 2022 tercatat sebesar US$ 210,2 miliar naik US$ 3,05 miliar. Secara persentase ULN swasta tumbuh rendah sebesar 0,03% (yoy), setelah mengalami kontraksi 1,6% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (non-financial corporations) yang tumbuh sebesar 0,5% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 0,7% (yoy), terutama seiring dengan penerbitan global bond korporasi di sektor pertambangan dan penggalian.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang Luar Negeri RI Turun! Jadi 'Cuma' Rp 5.972 Triliun...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular