Mesin Hingga Ampas Makanan, Ini Daftar Barang yang Diimpor RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 June 2022 16:10
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Mei 2022 nilai impor Indonesia mencapai US$ 18,61 miliar atau turun 5,81% dibandingkan nilai impor pada April 2022 yang sebesar US$ 19,76 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menjelaskan secara bulanan, impor nonmigas terjadi dikarenakan menurunnya impor komoditas mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya yang sebesar US$ 254,4 juta.

Komoditas impor lainnya yang menurun pada Mei 2022 dibandingkan April 2022 adalah besi dan baja dengan penurunan mencapai US$ 254,4 juta, ampas dan sisa industri makanan menurun US$ 103,5 juta. Serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menurun US$ 65,2 juta, dan serealia menurun US$ 62,5 juta.

Sedangkan peningkatan impor terbesar pada Mei 2022 adalah gula dan kembang gula sebesar US$ 106,8 juta, serta bahan bakar mineral sebesar US$ 74,6 juta, daging hewan US$ 66,2 juta, logam mulia dan perhiasan/permata US$ 46,2 juta, dan pupuk US$ 45,1 juta.

"Kendati demikian secara tahunan (year on year/yoy), impor Mei 2022 dibandingkan Mei 2021 meningkat 30,74%. Namun peningkatannya tidak sebesar tahun lalu yang tumbuh 68,69%," jelas Setianto pada konferensi pers, Rabu (15/6/2022).

Berdasarkan nilai impor penggunaan barang, BPS mencatat seluruh impor penggunaan barang secara bulanan mengalami penurunan.

Setianto merinci cara bulanan, barang konsumsi turun 10,77% didorong penurunan untuk komoditas buah-buahan dan sayuran. Kemudian untuk bahan baku/penolong turun 5,62% utamanya penurunan bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Adapun untuk nilai impor barang modal pada Mei 2022 dibandingkan April 2022 turun 3,62% didorong penurunan komoditas mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya.

"Peningkatan impor nonmigas terbesar berasal dari Australia, Inida, Thailand, Kanada, dan Arab Saudi. Australia meningkat US$ 187,1 juta atau 30,54% dengan peningkatan terbesar pada bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan/permata," jelas Setianto.

"Lima negara dengan penurunan impor yakni Rusia, Oman, Brazil, Jepang, dan Argentina. Penurunan impor nonmigas terbesar dari Argentina sebesar US$ 156,7 juta atau 44,88% utamanya adalah untuk komoditas serealia, ampas dan sisa industri makanan," kata Setianto melanjutkan.

Konferensi pers Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengenai Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Mei 2022 dan Perkembangan Upah Pekerja/Buruh Mei 2022. (Tangkapan Layar Youtube BPS)Foto: Konferensi pers Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengenai Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Mei 2022 dan Perkembangan Upah Pekerja/Buruh Mei 2022. (Tangkapan Layar Youtube BPS)

Berikut komoditas yang mengalami peningkatan terbesar nilai impor RI menurut HS dua digit:

1. Mesin/peralatan mekanis dan bagiannya dengan nilai US$ 2,2 miliar

2. Mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 2 miliar

3. Besi dan Baja dengan nilai US$ 876,2 juta

4. Serealia dengan nilai US$ 342 juta

5. Gula dan kembang gula dengan nilai US$ 386,1 juta

6. Ampas dan sisa industri makanan dengan nilai US$ 334 juta

7. Bahan bakar mineral dengan nilai US$ 451,7 juta.

8. Pupuk dengan nilai US$ 273 juta

9. Logam mulia dan perhiasan/permata dengan nilai US$ 266,9 juta.

10. Daging hewan dengan nilai US$ 141,1 juta.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gas Terus! Neraca Dagang RI Surplus 34 Bulan Beruntun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular