
Mesin Hingga Ampas Makanan, Ini Daftar Barang yang Diimpor RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Mei 2022 nilai impor Indonesia mencapai US$ 18,61 miliar atau turun 5,81% dibandingkan nilai impor pada April 2022 yang sebesar US$ 19,76 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menjelaskan secara bulanan, impor nonmigas terjadi dikarenakan menurunnya impor komoditas mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya yang sebesar US$ 254,4 juta.
Komoditas impor lainnya yang menurun pada Mei 2022 dibandingkan April 2022 adalah besi dan baja dengan penurunan mencapai US$ 254,4 juta, ampas dan sisa industri makanan menurun US$ 103,5 juta. Serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menurun US$ 65,2 juta, dan serealia menurun US$ 62,5 juta.
Sedangkan peningkatan impor terbesar pada Mei 2022 adalah gula dan kembang gula sebesar US$ 106,8 juta, serta bahan bakar mineral sebesar US$ 74,6 juta, daging hewan US$ 66,2 juta, logam mulia dan perhiasan/permata US$ 46,2 juta, dan pupuk US$ 45,1 juta.
"Kendati demikian secara tahunan (year on year/yoy), impor Mei 2022 dibandingkan Mei 2021 meningkat 30,74%. Namun peningkatannya tidak sebesar tahun lalu yang tumbuh 68,69%," jelas Setianto pada konferensi pers, Rabu (15/6/2022).
Berdasarkan nilai impor penggunaan barang, BPS mencatat seluruh impor penggunaan barang secara bulanan mengalami penurunan.
Setianto merinci cara bulanan, barang konsumsi turun 10,77% didorong penurunan untuk komoditas buah-buahan dan sayuran. Kemudian untuk bahan baku/penolong turun 5,62% utamanya penurunan bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Adapun untuk nilai impor barang modal pada Mei 2022 dibandingkan April 2022 turun 3,62% didorong penurunan komoditas mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya.
"Peningkatan impor nonmigas terbesar berasal dari Australia, Inida, Thailand, Kanada, dan Arab Saudi. Australia meningkat US$ 187,1 juta atau 30,54% dengan peningkatan terbesar pada bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan/permata," jelas Setianto.
"Lima negara dengan penurunan impor yakni Rusia, Oman, Brazil, Jepang, dan Argentina. Penurunan impor nonmigas terbesar dari Argentina sebesar US$ 156,7 juta atau 44,88% utamanya adalah untuk komoditas serealia, ampas dan sisa industri makanan," kata Setianto melanjutkan.
![]() |
Berikut komoditas yang mengalami peningkatan terbesar nilai impor RI menurut HS dua digit:
1. Mesin/peralatan mekanis dan bagiannya dengan nilai US$ 2,2 miliar
2. Mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$ 2 miliar
3. Besi dan Baja dengan nilai US$ 876,2 juta
4. Serealia dengan nilai US$ 342 juta
5. Gula dan kembang gula dengan nilai US$ 386,1 juta
6. Ampas dan sisa industri makanan dengan nilai US$ 334 juta
7. Bahan bakar mineral dengan nilai US$ 451,7 juta.
8. Pupuk dengan nilai US$ 273 juta
9. Logam mulia dan perhiasan/permata dengan nilai US$ 266,9 juta.
10. Daging hewan dengan nilai US$ 141,1 juta.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gas Terus! Neraca Dagang RI Surplus 34 Bulan Beruntun