Internasional

Pengeluaran Nuklir 9 Negara Membengkak, Siapa Juaranya?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 June 2022 15:10
Produk 202
Foto: Produk 202 "Tsar Bomba". SCREENSHOT SPUTNIK

Jakarta, CNBC Indonesia - Sembilan negara bersenjata nuklir di dunia menghabiskan US$82,4 miliar atau setara Rp1.215 triliun (asumsi Rp14.740/US$) untuk meningkatkan persenjataan atom mereka pada tahun 2021. Jumlah ini 8% lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (International Campaign to Abolish Nuclear Weapons/ICAN) mengatakan Amerika Serikat (AS) menyumbang lebih dari setengah total pengeluaran pembelian senjata nuklir, diikuti oleh China, Rusia, Inggris, dan Prancis.

"Negara-negara bersenjata nuklir menghabiskan sejumlah uang yang tidak senonoh untuk senjata pemusnah massal ilegal pada tahun 2021, sementara sebagian besar negara di dunia mendukung larangan senjata nuklir global," kata kelompok itu dalam laporan tahunannya, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (15/6/2022).

"Pengeluaran ini gagal mencegah perang di Eropa dan menyia-nyiakan sumber daya berharga yang dapat digunakan dengan lebih baik untuk mengatasi tantangan keamanan saat ini, atau mengatasi akibat dari pandemi global yang masih berkecamuk. Siklus korup dari pengeluaran boros ini harus diakhiri."

ICAN mencatat bahwa produsen senjata nuklir juga menghabiskan jutaan dolar untuk melobi pertahanan, dengan setiap US$ 1 yang dihabiskan untuk melobi menghasilkan rata-rata US$ 256 dalam kontrak baru yang melibatkan senjata nuklir.

"Pertukaran uang dan pengaruh, dari negara ke perusahaan hingga pelobi dan think-tank, menopang dan memelihara gudang senjata global yang sangat merusak," kata laporan itu.

Pada Senin (13/6/2022) lalu, Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) memperingatkan kesembilan negara bersenjata nuklir tengah meningkatkan persenjataan mereka, dan jumlahnya akan jauh lebih tinggi dibandingkan puncak Perang Dingin.

Korea Utara melakukan uji coba nuklir, negeri itu meluncurkan rudal hipersonik. (AP/Lee Jin-man)Korea Utara melakukan uji coba nuklir, negeri itu meluncurkan rudal hipersonik. (AP/Lee Jin-man)

Rusia, yang mendadak menyerang Ukraina pada 24 Februari, secara terbuka mengancam akan menggunakan senjata nuklirnya.

Sementara ICAN memperkirakan Korea Utara menghabiskan US $642 juta untuk persenjataan nuklir pada tahun 2021, bahkan ketika ekonominya berjuang di bawah sanksi PBB dan penutupan perbatasan terkait pandemi.

Pyongyang meninggalkan pembicaraan denuklirisasi setelah gagalnya pertemuan puncak dengan mantan Presiden AS Donald Trump pada 2019. Negara ini juga telah melakukan sejumlah rekor peluncuran rudal tahun ini. Ada kekhawatiran bahwa negara itu sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir pertamanya sejak 2017.

Tidak ada konfirmasi resmi tentang jumlah yang dihabiskan Korea Utara untuk senjata nuklir atau persenjataannya. SIPRI memperkirakan memiliki sebanyak 20 hulu ledak.

Berikut daftar pengeluaran senjata nuklir tahun 2021 dari sumber data Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir:

- Amerika Serikat US$ 44,2 miliar (Rp 652 triliun)
- China US$ 11,7 miliar (Rp 172 triliun)
- Rusia US$ 8,6 miliar (Rp 126 triliun)
- Inggris US$ 6,8 miliar (Rp 100 triliun)
- Prancis US$ 5,9 miliar (Rp 87 triliun)
- India US$ 2,3 miliar (Rp 33,9 triliun)
- Israel US$ 1,2 miliar (Rp 17,7 triliun)
- Pakistan US$ 1,1 miliar (Rp 16,2 triliun)
- Korea Utara US$ 642 juta (Rp 9,4 triliun)


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jumlah Senjata Nuklir Dunia Meroket, Perang di Depan Mata?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular