
WHO Bakal Putuskan Status Cacar Monyet, Jadi Pandemi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan rapat terkait cacar monyet pekan depan. Ini untuk menentukan status penyakit itu di dunia.
Dalam sebuah keterangan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mempertimbangkan untuk meningkatkan respons. Karena virus ini, ujarnya, berperilaku tidak biasa.
Sejauh ini, ada 1.600 kasus yang dikonfirmasi dan 1.500 kasus yang berada dalam dugaan di 39 negara. Angka kematian sudah berada di level 72 kasus.
"Sudah banyak negara yang terinfeksi dan dengan ini respon global sangatlah diperlukan," ujar Tedros dikutip Channel News Asia (CNA) dan Reuters, Rabu (15/6/2022).
Dalam rapat itu, beberapa ilmuwan akan hadir bersama dengan Tedros. Nantinya, mereka akan menentukan apakah cacar monyet dapat diberikan label Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional atau PHEIC.
"Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali," kata Direktur Darurat WHO untuk Afrika, Ibrahima Socé Fal.
Cacar monyet adalah penyakit endemik di beberapa bagian Afrika namun sudah menyebar di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir. Virus ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi kulit. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat.
Dalam data yang dimiliki WHO, cacar monyet diduga berakibat fatal pada sekitar 3% hingga 6% kasus. Sejauh ini, kematian terbanyak dilaporkan di wilayah Republik Demokratik Kongo. Sementara itu, belum ada kasus kematian yang dilaporkan di luar Afrika.
Sebenarnya di akhir Mei lalu, WHO sempat menjelaskan potensi cacar monyet menjadi pandemi. Kala itu, WHO menyebut kemungkinan cacar monyet berpotensi menjadi pandemi masih relatif kecil.
WHO mengatakan risiko kesehatan global cacar monyet saat ini berada di kategori 'risiko sedang'. Namun, tidak menutup kemungkinan risikonya menjadi tinggi jika sifat virus cacar monyet mengalami perubahan signifikan.
"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan peluang untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan," kata WHO saat itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Cacar Monyet yang Kini Disorot WHO