Tarif Listrik Buat Orang Kaya Naik, Inflasi Makin Melejit?

Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 14/06/2022 15:05 WIB
Foto: Dok: PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan menaikkan tarif dasar listrik untuk pelanggan rumah tangga golongan daya mulai 3.500 VA ke atas. Kenaikan tarif diperkirakan akan berdampak pada jutaan pelanggan dan laju inflasi Indonesia.

Selain pelanggan rumah tangga golongan daya di atas 3.500 VA (R2 dan R3), kenaikan tarif akan diberlakukan kepada golongan pemerintah (P1, P2, dan P3). Total jumlah pelanggan yang terimbas kenaikan tarif dasar listrik diperkirakan mencapai 2,5 juta pelanggan atau 3% dari total pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Tarif listrik pada Juli-September 2022 akan disesuaikan Rp 1.444,70 per kWh menjadi Rp 1.699,53 per kWh. Tarif tersebut akan dievaluasi setiap tiga bulan dengan mempertimbangkan pergerakan indikator makro ekonomi.


Sumber: PLN

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan kenaikan tarif dasar listrik akan meningkatkan inflasi. Namun, dampaknya terbatas karena jumlah pelanggan yang juga terbatas.

"Dampaknya ke ekonomi, terutama inflasi, cukup terbatas. Pelanggan 3.000 VA ke atas itu sangat kecil atau hanya 2,68% dr total jumlah pelanggan,"tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.

Faisal memperkirakan dampak kenaikan tarif dasar listrik pelanggan 3.000 VA ke atas hanya berkisar 0,01-0,02%. "Kalau tarifnya diasumsikan naik 10%, maka dampak inflasi sangat kecil atau terbatas, di kisaran 0,01 - 0,02%. Jadi tidak berdampak signifikan ke ekonomi," ujarnya.

Dampak inflasiĀ tersebut jauh lebih rendah dibandingkan jika kenaikan tarif diberlakukan kepada semua golongan. Dalam laporannya Global and Indonesia Economic Outlook 2022 April lalu, Bank Mandiri memperkirakan inflasi akan terdongkrak 0,4% jika kenaikan tarif listrik diberlakukan sebesar 10% terhadap semua golongan.

Berdasarkan data PLN per 2020, pelanggan listrik di Indonesia didominasi kelompok R-1 (0-2.200 VA) yakni mencapai 70,84 juta dari 79 juta atau 89%.

Sebelumnya, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga memperkirakan dampak kenaikan tarif listrik untuk pelanggan di atas 3.000 VA ke inflasi relatif kecil. Dia juga mengatakan kelompok pengeluaran teratas yang relatif lebih siap menghadapi kenaikan biaya termasuk tarif listrik.

"Dampaknya ke inflasi juga relatif kecil ya dengan adanya kenaikan tarif listrik untuk kelompok menengah ke atas ini," tuturnya.


Namun, Bhima berhadap beberapa sektor dikecualikan dari kenaikan tarif seperti perhotelan, industri padat karya (tekstil) karena mereka belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19.

"Diskon tarif listrik tetap harus diberikan ke industri yang membutuhkan. Salah satunya adalah Potongan sebesar 50% hanya berlaku untuk biaya beban atau abonemen dan biaya pemakaian rekening minimum," ujarnya.

Kenaikan tarif listrik menjadi momok bagi sebagian masyarakat di sejumlah negara, mulai dari Australia hingga Inggris. Tarif listrik ritel di New South Wales dan Queensland, Australia, naik sekitar 8-18%.

Tarif listrik di Latvia pada Mei melonjak 239% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada April tahun ini, regulator listrik Inggris, Ofgem telah menaikkan tarif dasar listrik sebesar 54%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: DPR Bicara Nasib Pembangkit Nuklir - Prospek Danantara di EBT