Internasional

Covid Inggris Belum Tamat, Gelombang Baru Kini Menyerang

sef, CNBC Indonesia
14 June 2022 10:05
Orang-orang memadati Mall saat keluarga Kerajaan Inggris datang ke balkon Buckingham Place setelah upacara Trooping the Color di London, Inggris. (AP/Aaron Chown)
Foto: Orang-orang memadati Mall saat keluarga Kerajaan Inggris datang ke balkon Buckingham Place setelah upacara Trooping the Color di London, Inggris. (AP/Aaron Chown)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 Inggris kembali naik. Ini merupakan pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.

Kantor Statistik National (ONS) dalam rilis terbarunya Senin (13/6/2022) menunjukkan, dalam seminggu (dari 27 Mei hingga 2 Juni), ada 989.800 orang terkonfirmasi positif atau naik dari pekan sebelumnya sebanyak 953.900. Angka tersebut merujuk 1,5% dari total populasi Inggris atau satu dari 65 orang.

Sejumlah ahli meyakini gelombang baru Covid-19 telah datang. Kasus diyakini akan makin naik dalam beberapa pekan ke depan.

"Gelombang baru sekarang dimulai," kata Direktur Unit Penelitian Operasional Klinis University College London Christina Pagel, dikutip dari CBC International, Selasa

"Mengingat di mana kita sekarang, saya melihat itu akan naik lagi minggu depan," tambahnya.

Kenaikan ini diyakini didorong oleh varian omicron asli BA.1 serta varian yang lebih baru BA.4 dan BA.5. Perlu diketahui BA.4 dan BA.5 juga menjadi pemicu kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 Singapura.

Selain ketiga jenis Omicron itu, interaksi sosial yang makin masif dan kekebalan vaksin yang makin berkurang seiring waktu juga menjadi penyebab lain. Dibanding negara lain, Inggris termasuk sebagai pemberi vaksin tercepat di awal Covid-19 muncul 2020 dengan AstraZeneca.

"Sehingga lonjakan tidak terhindarkan," kata Profesor Mikrobiologi Seluler University of Reading, Simon Clarke.

Meski lonjakan jelas terlihat, sebagian ahli mengatakan gelombang kali ini akan mendapat tantangan tersendiri. Hal ini adalah kurangnya pengujian Covid-19 di tengah kasus yang meningkat.

"Jumlah orang yang mengikuti tes (Covid-19) menurun dan hal positif meningkat. Itu bukanlah kombinasi yang baik," kata Ketua Epidemiologi Veteriner dan Ilmu Data University of Edinburgh, Profesor Rowland Kao.

"Jangka pendek mungkin baik-baik saja ... Tapi itu benar-benar terlihat empat, lima bulan ke depan (itu mengkhawatirkan)," tegasnya.

WHO sendiri pernah berpendapat soal penurunan angka tes Covid-19 saat ini. Lembaga PBB itu mengatakan hal tersebut akan berbahaya karena manusia menjadi "buta" atas pengembangan corona ke depan.

Di Inggris, ONS juga memperlihatkan bahwa kasus positif meningkat di antara orang berusia 35 hingga 49 tahun, dengan tanda-tanda awal peningkatan di antara usia 16 hingga 24 tahun. Kasus menurun pada mereka yang berusia 50 hingga 69 tahun dan di atas 70 tahun.

Sementara itu, mengutip Worldometers, kemarin, Inggris mencatat 9.411 kasus baru dengan 19 kematian. Sejak pandemi masuk dua tahun lalu, ada total 22.410.583 kasus Covid-19 di negara itu dengan 179.274 kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Damai dengan Covid, Inggris Siapkan Suntikan Vaksin Keempat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular