Internasional

Ramai-Ramai Warga AS Unjuk Rasa Tolak Kekerasan Senjata

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
12 June 2022 14:00
Kerabat menangis di luar Ssgt Willie de Leon Civic Center, tempat para siswa dipindahkan dari Sekolah Dasar Robb setelah penembakan, di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)
Foto: Kerabat menangis di luar Ssgt Willie de Leon Civic Center, tempat para siswa dipindahkan dari Sekolah Dasar Robb setelah penembakan, di Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5/2022). (REUTERS/Marco Bello)

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan ribu demonstran turun ke Washington dan ratusan aksi unjuk rasa dilakukan di seluruh Amerika Serikat pada Sabtu (11/6).

Mereka menuntut anggota parlemen mengesahkan undang-undang membatasi kekerasan senjata menyusul pembantaian bulan lalu di sekolah dasar di Texas.

Dilansir Reuters, penyelenggara March for Our Lives (MFOL) memperkirakan sebanyak 40.000 orang berkumpul di National Mall dekat Monumen Washington. Kelompok ini didirikan oleh pelajar yang selamat dari pembantaian 2018 di sekolah menengah Parkland, Florida.

Trainer Pengajar Kay Klein dari Fairfax, Virginia, mengatakan warga Amerika harus memilih politisi yang menolak mengambil tindakan dalam pemilihan paruh waktu November yaitu ketika kendali Kongres akan dipertaruhkan.

"Jika kita benar-benar peduli dengan anak-anak dan keluarga, kita perlu memilih," katanya dikutip, Minggu (12/6/2022).

Diketahui kasus penembakan kerap terjadi di negara-negara bagian AS. Seorang pria di Uvalde, Texas, membunuh 19 anak-anak dan dua guru pada 24 Mei selang 10 hari setelah pria bersenjata lainnya membunuh 10 orang kulit hitam di toko kelontong di Buffalo, New York.

Salah satu penyintas kasus penembakan di Parkland dan salah satu pendiri MFOL X Gonzalez menyebut bahwa Kongres tidak melakukan pencegahan apa pun.

MFOL pun telah menyerukan larangan senjata, pemeriksaan latar belakang bagi mereka yang mencoba membeli senjata, dan sistem lisensi nasional yang akan mendaftarkan pemilik senjata.

Meski begitu, Presiden AS Joe Biden pada awal Juni lalu telah mendesak Kongres untuk melarang penggunaan senjata, memperluas pemeriksaan latar belakang pembeli senjata, dan menerapkan langkah-langkah lainnya. Biden mengaku telah berbicara beberapa kali dengan Senator Chris Murphy, yang memimpin pembicaraan Senat.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat AS meloloskan serangkaian langkah-langkah keamanan senjata. Namun undang-undang tersebut tidak memiliki peluang untuk maju di Senat.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh 2 Warga AS Hilang di Ukraina, Ditangkap Rusia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular