Waduh! NATO Terjunkan 30 Jet Tempur Wara-wiri Depan Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi pertahanan Barat, NATO, menyebutkan telah mengirim sedikitnya 30 jet tempur untuk mengadakan patroli di beberapa negara anggota yang berbatasan dengan Rusia. Langkah ini dilakukan saat hubungan pakta itu dan Moskow semakin panas karena serangan Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah keterangan, Juru Bicara NATO Oana Lungescu menyatakan sejak Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu, aliansi itu telah menerjunkan pesawat tempur untuk berpatroli di beberapa negara. Seperti Estonia, Lithuania, Polandia, Slovakia, Hungaria, Romania, hingga Bulgaria.
"Jet Spanyol menjaga wilayah udara Lithuania dan pesawat pengintai Prancis memindai langit sementara pesawat bomber Amerika Serikat (AS) berlatih dengan angkatan udara sekutu," ujarnya dikutip CNBC International, Jumat (10/6/2022).
"Untuk mencegah potensi agresi terhadap sekutu, NATO mengerahkan campuran jet tempur, pesawat pengintai, dan pesawat pendukung yang belum pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.
Patroli ini sendiri diadakan saat beberapa negara NATO yang berbagi perbatasan dengan Rusia khawatir bahwa serangan Rusia ke Ukraina mungkin saja meluas hingga wilayahnya. Apalagi, Rusia sedang bersikeras agar Kyiv tidak jadi mengikuti pakta pertahanan itu.
Sementara itu, beberapa anggota NATO juga turut memberikan bantuan persenjataan bagi Ukraina yang saat ini dalam serangan Rusia. Senjata itu beragam mulai dari roket peluncur hingga armada kendaraan tempur.
Rusia sendiri menyikapi manuver NATO ini dengan dingin. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa pihaknya akan menyerang target baru jika Barat tetap memasok rudal jarak jauh ke Ukraina.
Selain itu, Putin juga menyebut pengiriman senjata baru ke Kyiv ditujukan untuk "memperpanjang konflik".
"Jika Kyiv dipasok dengan rudal jarak jauh, kami akan menarik kesimpulan yang tepat dan menggunakan senjata kami... untuk menyerang target yang belum pernah kami capai sebelumnya," kata Putin seperti dikutip oleh kantor berita Rusia, tanpa menyebutkan target mana yang ia tuju.
Putin mendeklarasikan serangan ke Ukraina dengan dalih melawan kelompok nasionalis yang telah melakukan genosida dan diskriminasi terhadap masyarakat berbahasa Rusia. Ia sendiri menghindari kata "invasi" dan menggunakan istilah "operasi militer".
Meski begitu, baru kota Mariupol, Kherson, dan beberapa wilayah Timur Ukraina lainnya saja yang dilaporkan benar-benar dikuasai oleh Kremlin. Rusia sendiri sempat mendekati wilayah ibu kota Kyiv, namun tiba-tiba memutuskan untuk menarik diri dari kota itu.
Perang ini pun telah menimbulkan ribuan korban sipil. Dalam data terbaru PBB, telah ditemukan 4.266 kematian warga sipil dan 5.178 luka-luka di Ukraina sejak Rusia menyerang.
(sef)