Internasional

6 Fakta Tetangga RI Bangun Pangkalan Tentara China, Beneran?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 09/06/2022 15:30 WIB
Foto: REUTERS / Samrang Pring

Jakarta, CNBC Indonesia - China dilaporkan akan memiliki sebuah pangkalan militer Angkatan Laut (AL) yang baru. Namun, pangkalan itu bukanlah berada di wilayah Negeri Tirai Bambu.

Pangkalan AL itu akan berada di negara tetangga RI, Kamboja. Proses pengerjaan kini sedang dilakukan.

Lalu apa saja fakta-fakta yang meliputi pangkalan militer ini? Berikut rangkumannya sebagaimana dikumpulkan CNBC Indonesia, Kamis (9/6/2022).


1. Laporan Washington Post

Pemberitaan awal soal pangkalan udara ini dimuat media Amerika Serikat (AS), Washington Post. Ini berasal dari seorang sumber anonim yang menyebut pangkalan itu akan digunakan eksklusif angkatan laut China.

2. Pakai Dana China

Pangkalan udara ini akan sepenuhnya menggunakan uang dari China. Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh juga menyebutkan itu.

3. Tujuannya Apa?

Menurut Duta Besar China untuk Kamboja, Wang Wentian, pangkalan itu akan memperdalam persahabatan yang erat antara kedua negara. Termasuk membantu memodernisasi angkatan laut Kamboja.

"Itu tidak ditargetkan pada pihak ketiga mana pun, dan akan kondusif untuk kerja sama praktis yang lebih erat antara kedua militer, pemenuhan kewajiban internasional yang lebih baik, dan penyediaan barang publik internasional," kata Wang.

4. Terletak Dekat Laut China Selatan (LCS)

Ream sendiri berada di sekitar Teluk Thailand. Teluk Thailand sendiri merupakan terusan dari Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan Beijing dengan beberapa negara-negara ASEAN.

China mengklaim LCS hingga 90% sebagai wilayahnya melalui "sembilan garis putus-putus". Ini membuatnya kerap tegang dengan sejumlah negara kawasan, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, hingga RI soal Natuna Utara.

5. Respons Barat

Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa kemunculan China di wilayah itu dapat mengganggu stabilitas wilayah. "Kehadiran militer China dapat mengancam otonomi Kamboja dan merusak keamanan regional," kata juru bicara kedutaan AS, Stephanie Arzate, kepada AFP.

Serupa, Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese juga mengkhawatirkan hal serupa. Ia meminta Beijing lebih transparan dalam menciptakan perdamaian kawasan.

"Kami telah mengetahui aktivitas Beijing di Ream selama beberapa waktu dan kami mendorong Beijing untuk transparan tentang niatnya dan untuk memastikan aktivitasnya mendukung keamanan dan stabilitas regional," terangnya di sela-sela kunjungan ke Makassar, Indonesia.

6. Eksklusif Dipakai China?

Kamboja sendiri menegaskan  pangkalan itu tidak akan secara eksklusif jadi milik China. Negeri itu menjamin pembangunan bukanlah merupakan ancaman besar.

"Proyek tersebut, yang dibiayai dengan hibah China, juga mencakup peningkatan dan perluasan rumah sakit serta sumbangan peralatan militer dan perbaikan delapan kapal perang Kamboja," kata Menhan Kamboja Tea Banh dalam sebuah pernyataan pers.

"Jangan terlalu khawatir, pangkalan Ream sangat kecil... Itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi siapa pun, di mana pun."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kamboja Didesak Selidiki Kasus Perbudakan WNI