
Rusia Sebut Putin Mau Bertemu Zelensky, Tapi Ada Syaratnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia kembali buka suara terkait potensi pertemuan Presiden negara itu Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengakhiri perang. Hal ini diutarakan Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov pada sebuah sesi dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu. Rabu (8/6/2022).
Dalam pertemuan yang diadakan di Ankara itu, Lavrov mengatakan pertemuan keduanya akan terjadi. Tapi bila Kyiv melanjutkan perundingan damainya dengan Moskow melalui tim negosiator.
Menurutnya, saat ini diskusi di tingkatan tim itu mandek. Ukraina belum memberikan sikap terkait draft proposal perdamaian yang diusulkan oleh Kremlin.
"Zelensky hanya menginginkan pertemuan itu namun pemikirannya berubah setiap hari," ujar Lavrov dikutip media resmi pemerintah Rusia TASS.
"Perundingan ini dapat dilanjutkan tergantung dari respon Kyiv yang sampai saat ini belum merespon draft versi Rusia yang dipresentasikan pada pertengahan April lalu."
"Bola saat ini ada di pihak Ukraina yang saat ini telah berada di sana sejak dua bulan lalu," tambahnya.
Sementara itu, Cavusoglu menegaskan komitmen Ankara dalam perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Ia bahkan menyebut Turki siap mempersiapkan diri bila dialog antara Putin dan Zelensky benar-benar terjadi.
"Turki sejak awal memainkan posisi yang seimbang dan tidak berupaya untuk memuaskan salah satu pihak," ujarnya.
Sebelumnya ide pertemuan ini sendiri dicetuskan oleh Zelensky. Ia menyebut konflik antara kedua negara itu dapat diselesaikan bila pihaknya dapat bertemu Putin secara langsung.
Sementara itu, perang antara Rusia ke Ukraina telah memasuki lebih dari 100 hari. Saat ini, kedua pihak masih melakukan pertempuran sengit untuk merebut kota Severodonetsk.
Menurut data PBB, terdapat 4.266 kematian warga sipil dan 5.178 luka-luka di Ukraina sejak Rusia menyerang negara itu pada 24 Februari lalu. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan jumlah korban tewas di Ukraina kemungkinan lebih tinggi karena adanya kontak senjata setiap harinya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Puji Pasukan Rusia Atas 'Kemenangan' di Luhansk Ukraina
