'Kiamat' Pesawat Terbang RI Nyata, Maskapai Sudah Pasrah?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
09 June 2022 09:20
Technicians walk as Garuda Indonesia's aircraft are parked for maintenances at the Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, at Soekarno-Hatta International airport near Jakarta, Indonesia, January 21, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Mahalnya harga tiket penerbangan disebabkan naiknya harga avtur yang signifikan. Selain itu jumlah armada pesawat juga tengah terbatas sementara permintaan akan penerbangan terus meningkat.

Kementerian Perhubungan juga berharap adanya penambahan armada pesawat oleh maskapai. Meski saat diketahui ada keterbatasan finansial dari maskapai.

"Kita tentu mendorong agar pesawat terus bertambah, sehingga masyarakat terlayani dengan baik, dan efeknya kepada harga tiket juga diupayakan bisa jadi lebih baik," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati beberapa waktu lalu.

Hanya saja Adita menjelaskan ini merupakan ranah korporasi, dimana saat ini banyak maskapai yang terganggu finansialnya imbas dari pandemi. Namun Kemenhub akan terus memberikan kemudahan bagi maskapai untuk menambah jumlah pesawat.

Seperti Garuda Indonesia juga berniat untuk menambah jumlah pesawat untuk operasional. Namun diketahui maskapai milik negara ini tengah berkutat melakukan restrukturisasi di tubuh perusahaannya.

"Kita tentu akan menambah jumlah pesawat yang operasional, tapi masih menunggu penyelesaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)," kata Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra beberapa waktu lalu.

Dia juga belum bisa membeberkan berapa jumlah pesawat yang akan diboyong tahun ini.

Selain itu dia menegaskan sampai saat ini Garuda Indonesia tidak pernah menerapkan harga tarif pesawat melebihi Tarif Batas Atas (TBA) yang ditetapkan Kementerian Perhubungan, untuk penerbangan domestik. Meski imbas adanya harga avtur saat ini diperbolehkan melakukan peningkatan harga tiket dengan aturan Fuel Surcharge 10%.

Sementara untuk penerbangan Internasional, Irfan menjelaskan selain peningkatan harga avtur masalah supply demand juga membuat harga tiket mahal. melihat pesawat yang sedikit sehingga harus meningkatkan harga.

"Sebenarnya Garuda untuk beberapa seat sudah kasih promo, hanya saja tidak terlihat saat ini, karena jumlah penerbangan internasional kita terbatas seperti rute Singapura yang hanya dua penerbangan sehari jadi terlihat cepat habisnya," katanya.

Sayangnya maskapai lain seperti Sriwijaya Air dan Lion Air masih belum mau menjawab terkait niatan penambahan pesawat.

Penerbangan Bergeliat Tapi Pesawat Makin Minim

Seperti diketahui Mobilitas diprediksi akan terus meningkat seiring dengan berbagai pelonggaran setelah pengetatan aktivitas akibat pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah angkutan penerbangan selama periode Januari-Maret 2022 mencapai 10,7 juta orang atau naik 55% dari periode sama tahun sebelumnya, dan penumpang internasional naik 200% menjadi 373,5 ribu

Sebelumnya diungkapkan Kementerian Perhubungan jumlah armada pesawat yang beroperasi juga tengah menurun, dari 550 pesawat menjadi 350 pesawat. Padahal ramalannya pada 2022 ini diprediksi industri penerbangan Indonesia kembali menerbangkan 78 juta orang per tahun.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesawat RI Terancam 'Kiamat', Tiket Jakarta-Bali 'Meledak'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular