8 Update Perang Rusia vs Ukraina, Ada Korban Baru?
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung. Saat ini, kedua pihak masih melakukan pertempuran sengit untuk merebut kota Severodonetsk.
Berikut perkembangan terbarunya dilansir CNN International, Kamis (9/6/2022):
1. Perang Sengit di Severodonetsk
Perang sengit masih terus terjadi di Severodonetsk. Administrasi Militer Regional Luhansk Ukraina, Serhiy Hayday, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan Rusia merebut kota industri di timur Ukraina itu.
"Ukraina tidak dapat menarik kembali militernya ke posisi yang lebih kuat. Tetapi Ukraina tidak akan menyerahkan kota kunci ini," ujarnya.
Severodonetsk merupakan sebuah kota penting yang menjadi ibukota wilayah Luhansk Ukraina. Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pasukan negaranya telah "membebaskan sepenuhnya" daerah pemukiman kota tetapi pasukan Ukraina masih menguasai zona industri dan pemukiman sekitarnya.
2. Barat Kirim Senjata Lagi
Barat kembali mengirimkan senjata lagi ke Ukraina. Kali ini datang dari Norwegia.
Kementerian Pertahanan Norwegia (MOD) mengumumkan menyumbangkan 22 howitzer self-propelled ke Ukraina. Ini untuk membantu negara itu menahan serangan Rusia.
3. Ekonomi Rusia Goyang
Ekonomi Rusia bakal kena imbas signifikan dari perang yang dilancarkan ke Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Kremlin akan melihat penyusutan ekonomi.
Menurut Institute of International Finance, kelompok perdagangan perbankan global, ekonomi Rusia di 2022 akan melambat 15%. Sementara di 2023 susut 3%.
Aturan pemerintah soal rubel, mata uang Rusia, memang sebagian telah melindungi ekonominya dari dampak penuh sanksi. Sebelumnya akibat serangan ke Ukraina, barat menerapkan hukuman ke Rusia mulai dari individu, perbankan, hingga larangan penjualan sejumlah komoditas unggulan.
Penjualan minyak dan gas alam yang telah dipersenjatai dengan kewajiban membayar dengan rubel dan masih lancar, membuatnya perkasa. Belum lagi aturan Bank Sentral Rusia (CBR), yang telah menaikkan suku bunga dan memberlakukan kontrol modal untuk mencegah uang keluar dari negara itu.
Tapi, lembaga keuangan tersebut berpendapat bahwa sanksi, sebagian telah mendorong perusahaan asing untuk meninggalkan Rusia. "(Ini) menguraikan ekonominya, menghapus lebih dari satu dekade pertumbuhan ekonomi, dan beberapa konsekuensi paling berarti belum dirasakan," kata lembaga itu.
4. Nasib Tawanan Perang Ukraina di Rusia
Lebih dari 1.000 prajurit Ukraina yang baru-baru ini menyerah di Mariupol akan diangkut ke Rusia untuk "penyelidikan." Hal ini disampaikan oleh kantor berita pemerintah Moskow, TASS.
Sementara itu, untuk tahanan yang berada di Kherson, Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah menyiksa 600 orang. Mereka disebut dikurung di ruang bawah tanah.
"Menurut informasi kami, sekitar 600 orang ... ditahan di ruang bawah tanah yang diubah secara khusus di wilayah Kherson," kata Tamila Tasheva, perwakilan tetap kepresidenan Ukraina di Krimea.
Tasheva mengatakan sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah "wartawan dan militan". Mereka mengorganisir "pertemuan pro-Ukraina" di kota Kherson dan wilayah sekitarnya.
Kherson adalah kota besar pertama yang jatuh ke tangan pasukan Rusia pada awal Maret.Video-video bermunculan tentang penduduk yang melakukan protes menentang kehadiran Moskow itu.
5. Rusia-Ukraina Silat Lidah
Rusia dan Ukraina saling tuding soal penyebab krisis pangan. Ukraina sebelumnya dikenal sebagai lumbung pangan Eropa.
Seorang pejabat tinggi Ukraina menuduh Rusia "secara artifisial menciptakan hambatan" untuk mendapatkan kendali atas pasar biji-bijian negara itu. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pengiriman biji-bijian dapat dilanjutkan ketika Ukraina memindahkan ranjau dari perairan pantai.
6. Zelensky Hubungi Jerman
Presiden Ukraina mengatakan dia melakukan panggilan telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Keduanya berbicara soal "peningkatkan dukungan pertahanan" dan masalah lainnya.
7. Bank Dunia Beri Bantuan Ukraina
Bank telah menyetujui US$ 1,49 miliar (Rp 21,6 triliun) pembiayaan tambahan untuk Ukraina. Hal ini merupakan bagian dari paket bantuan senilai US$ 4 miliar yang akan membantu membayar gaji pemerintah dan pekerja sosial.
8. Data Korban Terbaru
PBB telah mengkonfirmasi 4.266 kematian warga sipil dan 5.178 luka-luka di Ukraina sejak Rusia menyerang negara itu pada 24 Februari lalu. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan jumlah korban tewas di Ukraina kemungkinan lebih tinggi.
"Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan area dampak yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncuran roket ganda, serta rudal dan serangan udara," ujar organisasi global itu.
(sef/sef)