
Perang Rusia Minggir! 20 Jet Tempur AS-Korsel Panasi Korut

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesawat tempur Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) dilaporkan melakukan penerbangan bersama di wilayah Barat Semenanjung Korea pada Selasa, (7/6/2022). Penerbangan itu dilakukan tatkala hubungan keduanya dengan Korea Utara (Korut) memanas terkait uji coba rudal.
Dalam sebuah keterangan, Korsel mengirimkan armada F-35A, F-15K dan FK-16 sementara AS hanya menugaskan F-16. Total seluruhnya sekitar 20 jet tempur.
"Korsel dan AS telah menunjukkan kemampuan dan kemauan kuat mereka untuk menyerang dengan cepat dan akurat terhadap setiap provokasi Korut dengan menunjukkan kemampuan dan postur pertahanan gabungan mereka melalui penerbangan demonstrasi angkatan udara gabungan ini," kata Kementerian Pertahanan Korsel dikutip CNN International, Rabu (8/6/2022).
Penerbangan ini sendiri dilakukan tak lama setelah Pyongyang kembali meluncurkan uji coba delapan rudal balistik jarak pendek pada Minggu. Pada Senin, Korsel dan AS juga sempat menanggapi dengan meluncurkan delapan rudal mereka sendiri.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan bahwa Korut mungkin telah membuka jalan akses ke situs pengujian nuklir bawah tanahnya. Laporan itu mengikuti penilaian dari badan intelijen dan militer AS bulan lalu bahwa Korut siap untuk melanjutkan uji coba nuklir bawah tanah di situs Punggye-ri.
Punggye-ri, yang telah menjadi lokasi enam uji coba nuklir Korut hingga saat ini, telah dibongkar sebagian pada 2018 dalam bagian dari kesepakatan antara Pyongyang, Washington dan Seoul. Namun, citra satelit menunjukkan beberapa aktivitas manusia di lokasi itu.
Intensitas pengujian rudal yang dilakukan oleh Pyongyang juga terjadi tatkala Korsel memiliki presiden baru, Yoon Suk-yeol. Yoon dikenal sebagai figur yang keras terhadap negara pimpinan Kim Jong-un itu dan bahkan sempat berjanji untuk memberikan 'pelajaran' kepada tetangganya itu.
Dalam meningkatnya pengujian rudal Korut, Yoon juga mengaku telah membuka kesempatan bagi senjata nuklir AS dimasukkan ke wilayahnya. Ini untuk menahan agresi Pyongyang jika benar-benar terjadi.
"Dalam kasus serangan, AS akan memberikan bantuan termasuk pertahanan rudal dan payung nuklirnya," ujar Yoon dalam sebuah wawancara dengan media yang sama.
Perang Korsel dan Korut sebenarnya tak pernah berakhir. Gencatan senjata memang dilakukan tahun 1950-an tapi tidak perjanjian damai.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video Detik-Detik Korsel & AS Tembak Rudal 'Balas' Korut
