Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh kembali kedatangan tamu penting di Nasdem Tower, Jakarta. Setelah bertemu Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto pada 1 Juni 2022 lalu, kali ini Paloh bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, kemarin.
SBY, presiden ke-6 Republik Indonesia, hadir bersama sang anak yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Turut hadir pula para petinggi kedua partai politik.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny Gerard Plate mengatakan pertemuan Paloh dan SBY merupakan sesuatu yang sebetulnya bersifat sangat privat.
"Saat berjumpa, keduanya saling menyambut hangat atas kondisi kesehatan masing-masing yang masih prima dan diberkahi," kata Plate seperti dikutip detik.com, Senin (6/6/2022).
Menurut dia, banyak guyonan sebagai manifestasi kedekatan personal seperti kebersamaan pra dan selama Pilpres 2004 yang lalu dengan berbagai pengalaman menarik namun berhasil dan sukses.
"Sharing pendapat dan pandangan terkait perjalanan bangsa saat ini baik tantangannya maupun tanggung jawab bersama atas perjalanan bangsa di tengah tantangan global sebagai akibat pandemi Covid-19 dan perubahan geostrategis perang Rusia-Ukraina," ujar Plate.
Plate, yang menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika dalam Kabinet Indonesia Maju, menyebut ada pembahasan politik dalam pertemuan itu. Utamanya menjelang Pileg, Pilpres dan Pilkada Serentak 2024 yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab agar berjalan dengan baik dan sukses.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan makan malam bersama di kafe Nasdem Tower lantai 15. Makan malam itu diisi menu khusus.
"Yang menurut Pak SBY menu makanan sehat dan gurih diselingi lagi lagu yang dinyanyikan dengan apik dan indah," kata Plate.
Plate menyebut pertemuan para tokoh bangsa dan pemimpin politik yang dapat dilangsungkan dengan suasana penuh keakraban merupakan wujud kesantunan budaya politik Indonesia dan menjadi hal yang sangat baik bagi demokrasi. Menurutnya, ini adalah contoh baik bagi para politikus dan kader-kader politik bangsa.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai pertemuan Paloh dan SBY merupakan bagian dari penjajakan membentuk koalisi. Hal ini urgen lantaran Nasdem dan Demokrat harus mempunyai posisi tawar dan kekuatan politik tersendiri pascaterbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu yang digawangi Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional.
"Bisa saja keduanya membicarakan soal Anies-AHY, atau yang lainnya. Karena sama-sama kita tahu, Nasdem inginkan Anies, dan SBY inginkan AHY. Siapa tahu, Anies dan AHY berjodoh. Hanya dengan menambah PKS maka poros baru bisa terbentuk, Nasdem, PD, dan PKS," ujar Ujang kepada CNBC Indonesia, Senin (6/6/2022).
Namun demikian, Ujang mengingatkan situasi masih dinamis dan mengalir. Sebab, semua masih dalam momen penjajakan.
Pada 1 Juni 2022, Paloh menerima kunjungan Prabowo beserta jajaran di Nasdem Tower. Seperti dikutip dari situs resmi NasDem, Paloh menilai ada banyak kesamaan visi antara NasDem dan Gerindra dalam mengawal proses keberlangsungan bangsa. Kondisi itu merupakan suatu kekuatan bagi NasDem dan Gerindra untuk bisa membahas banyak hal ke depannya.
"Tidak hanya terbatas pada hubungan kami pribadi, tapi juga masalah-masalah strategis bagi kepentingan kemajuan bangsa dan negara kita. Tadi pembicaraan memang cukup lama dan tidak ada batasan apa-apa," kata Paloh.
Dalam kunjungan tersebut, Paloh mengatakan, NasDem mendapatkan kehormatan dari sahabat lama yang saat ini mendapat amanah sebagai menteri pertahanan, yaitu Prabowo.
"Pertemuan kami tadi lebih banyak membicarakan hal-hal romantisme, semangat persahabatan yang cukup terjaga dalam kurun waktu yang cukup lama, puluhan tahun," ujarnya.
Pertemuan dua ketua umum partai di hari lahir Pancasila kali ini memang berlangsung hangat dan penuh romantisme. Bahkan, hal yang sama juga disampaikan Prabowo yang bertemu hampir selama lima jam dengan Paloh.
"Saya kira intinya garis besarnya itu kita banyak bahas masalah-masalah lain dan suasana penuh keakraban dan juga saya kira bisa penuh tadi disebut romantisme dan penuh humor," kata Prabowo.
Prabowo menegaskan hubungannya dengan Paloh sudah terjalin lebih dari 40 tahun. Prabowo pun mengutarakan pertemuan kedua sahabat lama itu merupakan salah satu bentuk temu kangen mengobati rasa rindu setelah lama tidak berjumpa.
"Terima kasih Bang Surya. Pak Surya ini lebih senior dari saya jadi saya panggil Bang Surya walaupun seniornya hanya tiga bulan tapi kalau adat istiadat kita walau 1 hari kalau lebih tua kita tetap harus panggil abang," ujar Prabowo.
Dia melanjutkan, dalam perjalanan persahabatan kadang-kadang mengalami berbeda pilihan dan pandangan. Tetapi dia menekankan pada ujungnya keduanya tetap memiliki komitmen dan tujuan yang sama yakni mencintai bangsa Indonesia.
"Jadi ada hubungan batin karena dari sejak awal kita sebetulnya punya visi yang sama, kita punya visi kebangsaan kita punya komitmen kepada Pancasila, UUD 45," kata dia.
Menanggapi pertemuan Paloh dan Prabowo, Direktur Eksekutif Poligov Muhammad Tri Andika menilai pertemuan itu hanyalah pertemuan biasa.
"Konteks khususnya karena Nasdem mau melakukan rakernas pada Juni ini, Surya Paloh perlu melakukan komunikasi politik ke seluruh pihak," ujarnya kepada CNBC Indonesia, 2 Juni 2022.
Meski ini pertemuan level tinggi kedua partai, namun tidak menjamin akan terjadi koalisi.
"Saya pikir potensi Nasdem dan Gerindra akan berkoalisi untuk pemilu 2024 kecil. Sebab dari gerindra sudah pasti maunya Pak Prabowo sebagai capres. Tidak mungkin Pak Prabowo sebagai cawapres," kata Andika.
"Di sisi lain, Nasdem saat ini juga punya banyak pilihan untuk memajukan capres. Anies dan Ganjar sudah dalam radar Nasdem. Keduanya punya elektabilitas yang lebih dari cukup untuk menjadi capres," lanjutnya.
Lebih lanjut, Andika mengomentari pernyataan Prabowo yang bilang tidak harus dirinya yang nyapres dalam pilpres mendatang. Andika kembali mengingatkan kalau keputusan pencapresan Partai Gerindra tergantung kepada Prabowo.
"Artinya, dengan statement itu masih ada (kemungkinan) Pak Prabowo batal nyapres kalau beliau berubah pikiran," ujarnya.