
Awas Putin Ngamuk, 3 Negara Tutup Langit Buat Pesawat Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara disebut menutup wilayah udaranya untuk Rusia. Ini terungkap saat menteri luar negeri pemerintah Kremlin, Sergey Lavrov, hendak bertolak ke Beograd, Serbia, Senin (6/6/2022).
Mengutip CNN International yang melansir media Rusia TASS, Juru Bicara Kemenlu Maria Zakharova mengatakan ke televisi Italia bahwa beberapa negara tetangga Serbia telah menutup langit mereka untuk pesawat Lavrov. Padahal itu satu-satunya jalur berangkat ke negeri itu.
"Negara-negara yang berbatasan dengan Serbia telah menutup satu-satunya jalur udara bagi pesawat Sergey Lavrov yang akan berangkat ke Serbia," tegas Zakharova mengatakan dalam siaran langsung televisi La7 Italia.
"Delegasi Rusia dijadwalkan mengadakan pembicaraan di Beograd, sedangkan negara-negara anggota UE dan NATO telah menutup wilayah udara mereka."
Hal ini pun diakui Duta Besar Rusia untuk Bulgaria Eleonora Mitrofanova. Ia mengatakan bahwa otoritas Bulgaria, 594 kilometer (km) dari Serbia, menolak menyediakan koridor udara untuk pesawat pemerintah Rusia.
"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa pihak berwenang Bulgaria tidak mengizinkan penerbangan pesawat dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di dalamnya, yang harus melanjutkan ke Serbia, melalui wilayah udara negara mereka," tambahnya.
Sementara itu, dalam update terbaru Reuters mengutip Interfax, kunjungan Lavrov pun akhirnya batal. Bukan cuma Bulgaria, penutupan wilayah udara juga dilakukan Makedonia Utara dan Montenegro.
Pemerintah Presiden Vladimir Putin sendiri belum memberi komentar terbaru soal ini.
Serbia memiliki ikatan budaya yang erat dengan Rusia. Negara ini bahkan enggan bergabung dengan Barat memberi sanksi Barat ke Moskow.
Putin dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic bulan lalu sepakat bahwa Rusia akan terus memasok gas alam ke bekas Yugoslavia itu. Ini terjadi di tengah negara-negara lain yang enggan membayar gas Rusia dalam rubel dan terancam disetop pasokannya.
Sebelumnya ketegangan antara Rusia dan sebagian besar Eropa terjadi karena serangan Moskow ke Ukraina. Rusia menyerang negara dengan ibu kota Kyiv itu 100 hari lebih namun belum ada tanda-tanda damai.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Rusia Jatuhkan Drone AS, NATO Bakal Ambil Tindakan Ini
