Berkat Indonesia, Harga 'Sembako' Dunia Turun!

Maesaroh, CNBC Indonesia
Senin, 06/06/2022 08:50 WIB
Foto: Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa, (17/5/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga pangan (Food Price Index) yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) turun ke 157,4 pada Mei 2022 dari 158,3 bulan sebelumnya, Penurunan indeks salah satunya disebabkan oleh melandainya harga minyak nabati setelah Indonesia menghentikan larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya.

Kendati lebih rendah dibandingkan April 2022, FAO Food Index bulan lalu masih 22,8% lebih tinggi dibandingkan Mei 2021. Dengan penurunan tersebu, maka indeks harga 'sembako' global sudah melanda selama dua bulan beruntun. Indeks harga pangan dunia sempat melesat ke level 159,7 di Maret, atau menjadi level tertinggi yang pernah dicatat FAO sejak 1990.

"Penurunan indeks didorong oleh melandainya harga minyak nabati dan produk susu (dairy). Sementara harga sereal dan daging tetap meningkat," tutur FAO dalam laporannya, pekan lalu.





FAO mencatat indeks harga minyak nabati ada di angka 229,3 di Mei, turun 3,5% dibandingkan April. Penurunan terjadi di hampir semua minyak nabati mulai dari sawit, bijih matahari, kedelai, hingga rapeseed oil.

FAO mengatakan permintaan yang sedikit mereda serta kebijakan pemerintah Indonesia yang menghapus larangan ekspor CPO dan produk turunannya menjadi pendorong utama melandainya indeks harga minyak nabati.

"Pembatasan ekspor membuat kondisi pasar menjadi tidak pasti sehingga harga melonjak dan menjadi sangat labil. Melandainya harga minyak nabati saat ini menunjukkan betapa pentingnya dihapuskannya larangan ekspor. Ketika larangan ekspor dicabut, ekspor berjalan lebih lancar," tutur kepala ekonom FAO Máximo Torero Cullen, dalam laporan FAO.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia sempat melarang ekspor CPO dan produk turunannya pada 28 April-23 Mei 2022.

Sumber: FAO

Indeks harga produk dairy juga mulai melandai ke 141,6 di Mei, turun 3,5% dibandingkan April. Penurunan pada Mei menjadi yang pertama dalam dua bulan. Meskipun menurun, indeks produk dairy masih 16,9% lebih tinggi dibandingkan Mei 2021.

Harga semua jenis susu turun di Mei, terutama susu bubuk. Harga turun karena menurunnya permintaan karena lockdown di China. Melandainya harga susu terjadi di tengah masih ketatnya pasokan global.

Harga mentega juga turun drastis karena menurunnya permintaan serta membaiknya pasokan dari Oseania.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kuota Impor Sapi Hidup Dicabut, Apa Efeknya ke Peternak Lokal?

Pages