Ekspor Bauksit Disetop, Berapa Devisa Ekspor yang Hilang?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
31 May 2022 15:50
Pertambangan bauksit PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar), (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Foto: Pertambangan bauksit PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar), (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana akan menutup keran ekspor mineral mentah untuk jenis bauksit pada tahun ini. Adapun kebijakan larangan ekspor ini sendiri berpotensi bakal menggerus devisa negara.

Lantas berapa devisa yang akan hilang jika kebijakan ini diterapkan? Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif tidak mengetahui secara pasti devisa negara yang bakal tergerus atas kebijakan larangan ekspor bauksit.

Namun demikian, kontribusi industri pertambangan terhadap PDB Nasional tercatat berkisar 5-6%. Dimana salah satu komponen paling besar berasal dari jenis tambang batu bara, nikel, dan tembaga.

"Bauksit itu mungkin di bawah itu. Kalau lihat besaran seluruh besaran yang diberikan dari pertambanagn berkisar 5-6% dan dengan harga yang naik persentase itu bisa naik," ujar Irwandy dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, Senin (30/5/2022).

Untuk diketahui, Indonesia sendiri dianugerahi berbagai macam 'harta karun' berupa cadangan sumber daya mineral yang melimpah. Diantaranya yakni seperti Timah, Nikel, Emas, Bauksit.

Sejauh ini, sumber daya mineral timah, nikel dan bauksit masih menjadi andalan devisa negara karena kegiatan ekspornya yang terbilang cukup tinggi. Ingin tahu cadangannya? Yuk mari disimak:

Timah

Data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020 mencatat, cadangan timah Indonesia merupakan terbesar ke-2 di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.

Setelah Indonesia, ada Brazil yang menguasai 15% cadangan timah dunia, lalu Australia 9%, dan Bolivia 8% dari cadangan timah dunia.

"Indonesia memiliki cadangan timah terbesar ke-2 di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku timah dunia," tulis data "Peluang Investasi Timah 2020" tersebut.

Total cadangan timah dunia pada awal 2020 tercatat sebesar 4,74 juta ton logam timah, di mana Indonesia tercatat sebesar 800 ribu ton logam.

Sementara dari sisi sumber daya, sumber daya timah RI tercatat mencapai sekitar 2,88 juta ton logam dan 10,78 miliar ton bijih timah.

Tak hanya menguasai cadangan terbesar kedua di dunia, Indonesia juga merupakan produsen timah terbesar kedua yakni 22%, setelah China yang mencapai 47% dari produksi dunia.

Nikel

Mengutip Booklet Nikel yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, berdasarkan data USGS pada Januari 2020 dan Badan Geologi 2019, Indonesia tercatat memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton nikel (termasuk nikel limonite).

Jumlah cadangan nikel RI mencapai 52% dari total cadangan nikel dunia sebesar 139.419.000 ton nikel.

Bauksit

Sementara itu, Berdasarkan data Booklet Bauksit 2020 Kementerian ESDM, mengolah data USGS Januari 2020, jumlah cadangan Bauksit di Indonesia mencapai 1,2 miliar ton atau 4% dari cadangan bijih bauksit dunia yang sebesar 30,39 miliar ton.

Adapun pemilik cadangan bijih bauksit terbesar di dunia yaitu Guinea mencapai 24%, lalu Australia menguasai 20%, Vietnam 12%, Brazil 9%, dan kemudian di peringkat kelima ada Jamaika 7%.

Berdasarkan data Kementerian ESDM ini, jumlah sumber daya bijih terukur bauksit Indonesia mencapai 1,7 miliar ton dan logam bauksit 640 juta ton, sementara cadangan terbukti untuk bijih bauksit 821 juta ton dan logam bauksit 299 juta ton.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Buah Jokowi Sebut RI Setop Ekspor Bauksit Tahun Ini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular