
Bayangan Resesi di Amerika Makin Nyata! Indonesia Aman?

Namun di sisi lain, perlambatan laju inflasi inti patut diwaspadai. Sebab, ini bisa menjadi sinyal bahwa daya beli mulai lesu, tidak sekuat dulu.
"Ekonomi selalu dapat berubah. Konsumsi adalah yang menjaga dari angin resesi" kata Christopher Rupkey, Kepala Ekonom FWDBONDS yang berbasis di New York, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Padahal konsumsi adalah penopang perekonomian Negeri Stars and Stripes. Kontribusi konsumsi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 80%. Jadi kalau konsumsi melambat, maka dampaknya akan luar biasa.
Dibayangi oleh risiko konsumsi yang melemah, omongan soal resesi ekonomi kian mengemuka. Menurut kajian Morgan Stanley, ada kemungkinan 25% Negeri Adidaya mengalami resesi dalam 12 bulan ke depan.
Bank of America Corp baru-baru ini mengungkapkan bahwa pihaknya melihat risiko resesi masih rendah. Namun risiko itu akan meningkat pada 2023.
(aji/aji)