Internasional

AS Ogah Kirim Roket Canggih ke Ukraina, Rusia di Atas Angin

luc, CNBC Indonesia
31 May 2022 12:25
Pasukan Ukraina menembak dengan howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut di wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu (7/5/2022). (REUTERS/Serhii Nuzhnenko)
Foto: Pasukan Ukraina menembak dengan howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut di wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu (7/5/2022). (REUTERS/Serhii Nuzhnenko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina tampaknya tidak akan mendapatkan pasokan persenjataan yang diharapkan dari Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak berencana untuk mengirim roket ke Ukraina yang bisa mencapai wilayah Rusia.

"Saya tidak akan mengirim apa pun yang bisa menembak ke Rusia," kata Biden, dikutip dari CNN International, Selasa (31/5/2022).

Adapun, pada pekan lalu pemerintahan Biden menyatakan sedang bersiap untuk meningkatkan jenis persenjataan yang ditawarkannya kepada Ukraina dengan mengirimkan sistem roket jarak jauh yang canggih yang sekarang menjadi permintaan utama dari pejabat Ukraina.

Namun, kala itu pemerintah Biden juga ragu apakah perlu mengirim sistem persenjataan tersebut di tengah kekhawatiran yang muncul di Dewan Keamanan Nasional bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata baru untuk melakukan serangan langsung ke Rusia.

Merespons kabar tersebut, Rusia langsung memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan "melewati garis merah" jika memasok sistem persenjataan ke Ukraina.

Sementara itu, Alexey Arestovych, penasihat presiden Ukraina menilai kemenangan militer melawan Rusia "tidak mungkin" jika Amerika Serikat menahan pasokan artileri jarak jauh. Menurutnya, senjata itu sangat penting untuk nasib Ukraina dan kemerdekaannya.

Dia menambahkan bahwa sejumlah kecil sistem senjata-sedikitnya 20-akan menjadi "pengubah permainan" dalam konflik dengan Rusia. Pasalnya, hal itu akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan jarak jauh Rusia.

"Tanpa MLRS, kami mungkin bisa menstabilkan garis depan, tapi kami akan kehilangan Kherson, Luhansk, Donetsk, dan bagian dari wilayah Zaporizhzhia," katanya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nih Bukti Serangan Rusia, Mariupol Hancur Lebur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular