Eropa Ambil Jalan Tengah Embargo Minyak Rusia, Seperti Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) dilaporkan telah mencapai poin kesepakatan terkait larangan impor minyak Rusia ke wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai respons kawasan itu dalam hal serangan Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah dokumen yang ditinjau Reuters, para pemimpin UE menyepakati paket sanksi embargo impor minyak Rusia sebagai hukuman bagi Moskow yang menyerang Ukraina. Namun, pengecualian berlaku untuk pengiriman minyak mentah melalui pipa.
"Dewan Eropa setuju bahwa paket keenam sanksi terhadap Rusia akan mencakup minyak mentah, serta produk minyak bumi, dikirim dari Rusia ke Negara-negara Anggota, dengan pengecualian sementara untuk minyak mentah yang dikirim melalui pipa," tulis dokumen itu, dikutip Senin (30/5/2022).
"Dewan Eropa oleh karena itu mendesak Dewan untuk menyelesaikan dan mengadopsinya tanpa penundaan, memastikan persaingan yang adil dan setara yang setara di pasar tunggal UE, dan solidaritas di antara negara-negara anggota jika terjadi gangguan pasokan secara tiba-tiba," tambah rancangan itu.
Pembicaraan tentang embargo minyak oleh UE telah berlangsung selama sebulan tanpa kemajuan, dengan para pemimpin sangat ingin mencapai kesepakatan untuk pertemuan puncak mereka agar tanggapan mereka terkait Rusia tidak terlihat terpecah.
Untuk memecahkan kebuntuan, UE sendiri hanya akan melarang pengiriman dengan kapal tanker sehingga Hungaria, Slovakia, dan Ceko masih bisa terus menerima minyak Rusia mereka melalui pipa Druzhba Rusia untuk beberapa waktu sampai pasokan alternatif dapat diperoleh.
Sementara Budapest mendukung proposal paket sanksi ini. Menurut para pejabat, pembicaraan pada Minggu hanya tersangkut pada kasus Hungaria yang ingin meningkatkan kapasitas pipa minyak dari Kroasia dan mengalihkan kilangnya dari menggunakan minyak mentah Ural Rusia ke minyak mentah Brent.
Namun masalah ini, kata para pejabat, akan dibahas oleh utusan UE pada Senin waktu setempat. Mereka juga akan memastikan persaingan yang adil mengingat harga yang lebih tinggi akan dihadapi negara-negara anggota yang bergantung pada pengiriman minyak mentah Brent sebagai akibat dari sanksi tersebut.
(luc/luc)