
Kawal Kebijakan Ekonomi Hijau RI Hadapi Perubahan Iklim

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan iklim tengah menjadi tantangan yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Saat ini, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk menyemai ekonomi hijau, mulai dari insentif pengembangan energi terbarukan, mendorong pembiayaan hijau di perbankan, pengenaan disinsentif berupa pajak karbon pada 2045, hingga penyusunan Taksonomi Hijau.
Dalam Nationally Determined Contributions (NDC), Indonesia dan beberapa negara lainnya menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca hingga 2030.
Sementara pemerintah Indonesia memiliki target besar untuk penurunan emisi gas rumah kaca dengan usaha sendiri sebesar 29% dan sebesar 41% dengan dukungan internasional. Dengan begitu target Net-Zero Emission (NZE) bisa terealisasi pada 2060.
Demi menjadikan ekonomi hijau sebagai agenda di arus utama pemberitaan dan pengambilan kebijakan nasional, CNBC Indonesia mempersembahkan Green Economic Forum 2022: Toward Sustainable & Green Indonesia, yang berlangsung pada 27 Juni hingga 1 Juli 2022. Agenda tahunan untuk membahas realita ekonomi hijau di Indonesia, baik dari sisi perencanaan, pengaturan, hingga realisasi di lapangan, termasuk pelaksanaan di kalangan usaha.
Forum ini diharapkan menjalankan empat peran sekaligus dalam pengembangan ekonomi hijau nasional. Antara lain edukator kesadaran publik, agregator aspirasi praktisi ekonomi hijau, evaluator kebijakan yang kini berjalan, dan promotor brand lembaga/perusahaan yang menjalankan praktik ekonomi hijau agar mendapat perhatian lebih banyak dari stakeholder terkait.
Para pembaca dan pemirsa CNBC Indonesia bisa menyimak secara langsung seperti apa langkah menuju ekonomi hijau. Adapun Green Economic Forum 2022: Toward Sustainable & Green Indonesia terbagi ke dalam beberapa sesi, dari sesi sektor industri keuangan hingga startup.
Berikut jadwal program Green Economic Forum 2022 pada 27 Juni-1 Juli 2022:
Day 1 (27 Juni) : Mining & Energy Session
Pukul : 15.00-17.00 WIB
Tema : Transisi dan Ketahanan Energi Nasional: Sebuah Keniscayaan?
Day 2 (28 Juni) : Infrastructure Industry Session
Pukul : 15.00-17.00 WIB
Tema: Potensi Sektor Infrastruktur Sebagai Pilar Baru Ekonomi Hijau
Day 3 (29 Juni) : Commodity Industry Session
Pukul : 09.00-11.00 WIB
Tema: Dukungan Sektor Komoditas dalam Mengakselerasi Penerapan Ekonomi Hijau
Day 4 (30 Juni) : Technology Session
Pukul : 10.00-12.00 WIB
Tema: Start Up A Collaboration to Enhance Digital Transformation
Day 5 (1 Juli) : Finance Industry Session
Pukul : 13.00-15.00 WIB
Tema: How to Build Green Financing Ecosystem to Support
Dipandu oleh anchor CNBC Indonesia, para narasumber akan membahas banyak hal dukungan berbagai sektor untuk ekonomi hijau. Jangan sampai ketinggalan dan dapatkan informasi serta kisi-kisi menarik mengenai pasar modal di acara ini, hanya di CNBCIndonesia.com.
Acara ini didukung oleh, PT Bayan Resources Tbk, Star Energy Geothermal, PT Schneider Indonesia, PT Adaro Indonesia, PT Sarana Menara Nusantara Tbk, PT Bank Mandiri (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Supreme Energy, PT Pertamina (Persero), PT CIMB Niaga Auto Finance, PT Bank DBS Indonesia, PT Transportasi Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Kupas Tuntas Transisi dan Ketahanan Energi di RI