Yang Lain Beri Sanksi, Negara Eropa Ini Borong Gas Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Serbia mengumumkan kesepakatan dengan Rusia terkait suplai gas alam ke negara itu. Hal ini terjadi tatkala beberapa negara Eropa lainnya memutuskan untuk menghentikan aliran gas Rusia akibat serangan Moskow ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan pers, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan kesepakatan itu sangat menguntungkan bagi Beograd. Kontrak kesepakatan itu, paparnya, akan berlaku selama tiga tahun ke depan.
"Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami telah menyepakati elemen utama yang sangat menguntungkan Serbia," ujar Vucic setelah mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu (29/5/2022), sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.
"Kami setuju untuk menandatangani kontrak tiga tahun, yang merupakan elemen pertama dari kontrak yang sangat cocok dengan pihak Serbia."
Kesepakatan ini sendiri terjadi pada saat Moskow memotong ekspor gas ke beberapa negara Uni Eropa (UE) yakni Finlandia, Polandia, dan Bulgaria. Negara-negara itu melakukan hal ini dengan dasar untuk menghentikan mesin uang Rusia dalam membiayai serangan ke Ukraina.
Vucic sendiri mengklaim bahwa ia akan membawa Serbia ke UE. Namun baru-baru ini ia memutuskan untuk mendekatkan diri dengan Rusia. Bahkan, ia juga menolak untuk secara eksplisit mengutuk serangan Moskow ke Ukraina.
Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin mengatakan kesepakatan gas ini membuktikan Serbia memiliki kebebasan untuk berkawan dengan siapapun. Ia juga menggarisbawahi bahwa ada tekanan dari negara-negara Barat terkait kesepakatan ini.
"Kesepakatan yang dicapai oleh Presiden Vucic dengan Presiden Putin adalah bukti betapa dihormatinya keputusan Serbia untuk tidak berpartisipasi dalam histeria anti-Rusia," ujar Vulin.
"Pemimpin bebas, rakyat bebas, membuat keputusan yang baik untuk Serbia dan tidak menerima perintah dari Barat," tegasnya.
(luc/luc)