Internasional

Perang Putin di Ukraina Bikin Warga Rusia Tambah Kaya, Kok Bisa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 July 2024 05:07
Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Dmitry Astakhov, Sputnik, Government Pool Photo via AP)
Foto: Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Dmitry Astakhov, Sputnik, Government Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak invasi Ukraina pada Februari 2022, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi dan embargo yang komprehensif kepada Rusia. Langkah ini dilakukan untuk menghambat militer dan memberikan tekanan ekonomi untuk Moskow.

Namun, alih-alih melumpuhkan, pendapatan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu malah makin meningkat meskipun ada sanksi Barat dan perang yang mahal di Ukraina. Data terbaru bahkan menyebut warga Rusia semakin kaya.

Analis menyebut aktivitas ekonomi di Rusia "dipengaruhi oleh peningkatan besar dalam aktivitas terkait militer." Mereka mengatakan bahwa ekonomi juga "didorong oleh pemulihan perdagangan," serta pertumbuhan di sektor keuangan dan konstruksi.

Philip Cuncliffe, profesor hubungan internasional di University College London, yakin sanksi untuk Rusia dapat menguntungkan negara itu dalam beberapa hal.

"Upaya Barat untuk membatasi perdagangan globalnya mungkin sebenarnya telah membantu merangsang industri Rusia dan memaksa negara Rusia untuk menjadi lebih mandiri, untuk menciptakan pasar baru dan membangun rantai pasokan baru," katanya, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (4/7/2024).

Laporan Bank Dunia tentang tingkat pendapatan global untuk tahun 2023 menyebut peringkat klasifikasi Rusia, bersama dengan Palau dan Bulgaria, naik dari dari "berpendapatan menengah ke atas" ke kategori "berpendapatan tinggi".

Sementara itu, Ukraina, berubah dari pendapatan menengah ke bawah menjadi "berpendapatan menengah ke atas."

Jika digabungkan, hal ini menyebabkan peningkatan PDB riil dan nominal, serta kenaikan 11 persen dalam pendapatan nasional bruto per kapita negara tersebut.

Klasifikasi barunya akan menempatkan Rusia setara dengan AS dan negara-negara G7 lainnya yang telah mencoba menghambat ekonominya sejak 2022.

"Meskipun data ekonomi selalu dapat direvisi, hampir semua bukti sekarang menunjukkan fakta bahwa sanksi Barat telah menjadi kegagalan yang menyedihkan," kata Cuncliffe.

Pada Juni, AS mengumumkan bahwa mereka akan menargetkan 300 individu dan entitas lebih lanjut yang dituduh membantu negara itu menghindari sanksi. Meskipun demikian, sanksi dan kontrol ekspor yang menargetkan infrastruktur keuangan Rusia, sektor energi, dan jaringan pengadaan militer terus meningkat.

Minggu lalu, sebuah laporan oleh lembaga pemikir Inggris menyatakan bahwa negara itu telah lebih dari mampu untuk mengisi kembali persenjataannya, dan bahwa sanksi telah terbukti "jelas tidak efektif" dalam membatasi mesin perang Rusia.

Salah satu penulis makalah tersebut, Gary Somerville, mengatakan kontraktor pertahanan mampu menghindari embargo, menggunakan "perusahaan depan" dan jalur belakang untuk menyelundupkan komponen militer ke Rusia.

Jika benar, data baru dari Bank Dunia menambah bukti bahwa Putin mampu menanggung sanksi Barat, dan bahwa perangnya di Ukraina hanya memperkuat kekuatan ekonomi negara itu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Malu Putin, Tentara Rusia Lepaskan Tembakan Senjata Makan Tuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular