ExxonMobil Sudah Produksi Setengah Miliar Barel di Blok Cepu
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berhasil melakukan produksi siap jual (lifting) ke-800 dari Wilayah Kerja (WK) Cepu pada Selasa (24/5). Sebanyak 630 ribu barel minyak kargo milik Pemerintah Indonesia dan Pertamina akan dikirim melalui Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang ke kapal Pertamina.
Kargo khusus ini akan dibawa ke STS Tuban dan dikirim ke Kilang Pertamina untuk mendukung kebutuhan energi Indonesia. Minyak dalam lifting tersebut diproduksi dari WK Cepu di Bojonegoro dan diproses di Fasilitas Pemrosesan Pusat Banyu Urip. Minyak kemudian dialirkan melalui pipa sepanjang 95 km ke Kecamatan Palang di Kabupaten Tuban, lalu ke FSO Gagak Rimang di lepas pantai Tuban, Jawa Timur.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lifting ke-800 ini menandai total akumulasi produksi lebih dari 540 juta barel minyak, secara signifikan melebihi rencana pengembangan awal WK Cepu dengan cadangan minyak yang diperkirakan 450 juta barel.
"Kami menyampaikan apresiasi dan selamat atas keberhasilan EMCL atas kontribusinya terhadap kesuksesan operasi WK Cepu yang aman, andal dan efisien, serta membantu menjaga ketahanan energi Indonesia dengan memberi kontribusi sekitar 30% produksi minyak nasional," kata Dwi, Rabu (25/5/2022)
Ditambahkan Dwi, dengan hasil produksi kumulatif WK Cepu lebih dari 540 juta barel minyak, operasi WK Cepu telah berkontribusi terhadap pendapatan Indonesia setara 5,5 kali lipat investasi awal.
"Jika dihitung sejak WK Cepu berproduksi, dengan total investasi sekitar Rp. 57 triliun (atau US$ 4 miliar), WK Cepu telah menghasilkan 540 juta barel minyak dan memberikan lebih dari Rp. 310 triliun (atau US$ 21,6 miliar) bagi pendapatan negara berupa bagi hasil pemerintah dan pembayaran pajak," lanjut Dwi.
Ke depan, Dwi menyebutkan, dengan perkiraan potensi cadangan minyak Banyu Urip yang telah berlipat ganda dan dilakukannya Program Pemboran Banyu Urip Infill Clastic, Indonesia akan menerima tambahan pendapatan sekitar 12 kali lipat dari jumlah investasinya selama siklus proyek WK Cepu.
SKK Migas mendukung sepenuhnya target menuju produksi 1 miliar barel yang dicanangkan oleh EMCL yang terefleksi pada tema kegiatan hari ini. Ambisi yang dicanangkan oleh EMCL sejalan dengan upaya peningkatan produksi migas nasional untuk mendukung ketahanan energi.
"Kami berharap EMCL dengan koordinasi bersama SKK Migas dan para pemangku kepentingan lain dapat memaksimalkan potensi yang dihasilkan WK Cepu, sehingga dapat memberikan penerimaan negara yang optimal serta mampu menumbuhkan efek berganda bagi perekonomian lokal," tanda Dwi.
Saat ini WK Cepu menjadi penghasil minyak terbesar di Indonesia dan akan tetap menjadi penopang hulu migas untuk mencapai target nasional sebesar 1 juta BOPD (barel minyak per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas, atau setara 3,2 juta barel setara minyak per hari pada 2030.
(pgr/pgr)