
Lapor, Pak Jokowi! Harga Minyak Goreng Masih Mahal...

Jakarta, CNBC Indonesia - Rata-rata harga minyak goreng di pasar masih mahal. Bahkan untuk minyak goreng jenis bermerek berada di level termahal dalam beberapa tahun.
Pada awal 2022 rata-rata harga minyak goreng adalah Rp 20.000 per kilogram (kg). Padahal biasanya di bawah Rp 15.000 per kg. Kemudian harga mendingin seiring dengan kebijakan pemberlakuan Harga Eceran Tertinggi (HET) awal Februari.
Harga minyak goreng curah saat itu stabil di Rp 15.150 per kg, lebih rendah dibanding awal tahun yang mencapai Rp 20.750 per kg. Sementara harga minyak goreng kemasan bermerek berada di level Rp 15.650 - Rp 15.900 per kg. Lebih rendah dibanding awal tahun yang mencapai Rp 20.900 - Rp 21.600 per kg.
Namun, saat HET dicabut, harga kembali melonjak. Hingga akhirnya pemerintah memutuskan melarang ekspor produk minyak sawit dan turunanya, minyak goreng. Harapannya dapat meredam lonjakan harga di pasar dengan memasok lebih banyak bahan baku.
Baru berumur tiga minggu larangan tersebut dicabut karena harga minyak goreng curah sudah berada di Rp 17.000-an per kg. Meskipun masih di atas target penurunan saat kebijakan tersebut diberlakukan yaitu Rp 14.000 per kg.
Mengacu data PIHPS, rata-rata harga minyak goreng curah tanggal 24/5/2022 stabil di Rp 18.200 per kg. Sementara minyak goreng kemasan bermerek I dan II masing-masing Rp Rp 25.350 dan Rp 24.100 per kg.
Masih tingginya harga minyak goreng di pasaran tidak lepas dari distribusi yang terbatas. Hingga kini, stok yang masuk ke pasar juga masih terbatas.
"Kondisi distribusi belum seperti sediakala yang harusnya pengiriman di pasar satu Minggu dikirim 4-5 tangki, 12 ton sekarang hanya 2-3 tangki, artinya belum sepenuhnya terpenuhi kebutuhan di pasar tradisional," kata Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri kepada CNBC Indonesia, Senin (23/5/22).
Kesulitan pedagang bertambah karena pola pembayaran saat ini berbeda. Jika dulu pembayaran dilakukan ketika barang tiba, kini pedagang harus menyiapkan yang lebih awal.
"Sebelumnya selama berpuluh-puluh tahun kami menunggu barang di pasar lalu membayar setelah tiba. Kejadian distribusi berubah dengan membayar dulu di pabrik dan baru distribusikan," ujar Abdullah.
Adanya perubahan pola distribusi itu membuat pedagang kesulitan. Namun, pemerintah mengklaim harga minyak goreng saat ini mulai kembali turun karena besarnya stok di lapangan.
Jokowi mengungkapkan, hasil pengecekan dan laporan, pasokan minyak goreng di pasar terus bertambah. Dimana, ujarnya, kebutuhan minyak goreng curah nasional adalah 194 ribu ton per bulannya. Pada Maret sebelum larangan ekspor, pasokan hanya 64,5 ribu ton.
"Walaupun ada beberapa daerah memang saya tahu harga minyak gorengnya masih tinggi. Saya yakin dalam beberapa minggu ke depan harga minyak goreng curah akan semakin terjangkau menuju harga yang kita tentukan karena ketersediaan semakin melimpah," ujarnya.