
Panas! Sekjen NATO Peringatkan Rusia, Perang Bisa Melebar

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, memperingatkan Rusia. Ia berujar, serangan negara itu pada satu sekutu NATO saja, bisa memicu tanggapan penuh seluruh aliansi.
Pernyataan ini disampaikannya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, yang tengah berlangsung, Selasa (24/5/2022) waktu setempat. Sejak serangan Rusia ke Ukraina, NATO telah meningkatkan kehadiran militernya di bagian timur aliansi.
"Ini adalah pencegahan. Tujuannya bukan untuk memprovokasi konflik tetapi untuk mencegah konflik dan menjaga perdamaian," kata Stoltenberg menegaskan, dikutip dari CNBC International yang melansir kantor berita AFP.
![]() Finlandia dan Swedia mengajukan aplikasi mereka untuk NATO keanggotaan pada 18 Mei 2022 dan konsultasi sedang berlangsung antara Sekutu untuk mengangkat oposisi Turki terhadap integrasi kedua negara Nordik ke dalam Aliansi. (JOHANNA GERON/POOL/AFP via Getty Images) |
"Sekarang kami memiliki 40.000 tentara di komando NATO. Kami memiliki lebih banyak angkatan laut, kemampuan udara, terutama di bagian timur aliansi dan kami memiliki 100.000 tentara dalam siaga tinggi."
"Ini untuk mengirim pesan yang sangat jelas ke Moskow dan agar tidak membuat ruang untuk salah perhitungan atau kesalahpahaman," tambahnya.
NATO memiliki 30 anggota. Satu sama lain berkomitmen melindungi sesamanya.
Negara NATO antara lain Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, Belgia Belanda Luksemburg, Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark, Norwegia. Lalu ada Yunani, Turki, Jerman, Spanyol, Republik Ceko, Hongaria, Polandia, Bulgaria, Estonia, Latvia, Lituania, Rumania, Slovakia, Slovenia, Albania, Kroasia, Montenegro dan Makedonia Utara.
Negara baru yang mencoba masuk ke NATO adalah Swedia dan Finlandia. Ekspansi NATO ini membuat Rusia gusar dan pada akhirnya menyerang Ukraina yang juga memiliki keinginan bergabung dengan aliansi sejak 24 Februari lalu.
Sementara itu, di Davos, miliarder terkemuka George Soros menyinggung soal Perang Dunia 3 (World War 3/PD III). Ini dilakukan investor kaki tersebut menyinggung serangan Rusia ke Ukraina.
Ia berujar konflik kedua negara merupakan awal dari Perang Dunia 3. Sehingga cara terbaik untuk "melestarikan" peradaban bebas adalah dengan mengalahkan pasukan Presiden Vladimir Putin.
"Invasi itu mungkin merupakan awal dari Perang Dunia 3 dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan," kata Soros kepada Davos, menurut teks pidatonya yang dirilis oleh kantornya, dikutip Reuters.
"Cara terbaik dan mungkin satu-satunya untuk melestarikan peradaban kita adalah mengalahkan Putin sesegera mungkin. Itulah intinya."
Rusia sendiri belum berkomentar soal ini. Namun, melalui mantan presiden sekaligus salah satu sahabat dekat Putin, Dmitry Medvedev, Rusia sempat mengecam akan melakukan perang nuklir apabila AS dan NATO terus 'ikut campur' dalam konflik yang terjadi di Ukraina.
Medvedev yang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia juga mengatakan, perseteruan dengan NATO akan berpotensi terhadap risiko perang nuklir besar-besaran. Ini sempat dimuat Reuters mengutip Telegramnya.
Menurut Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di Washington, Rusia dan AS sejauh ini adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia. Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir, sementara tiga kekuatan nuklir NATO - AS, Inggris dan Prancis - memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Warning Kabar Buruk dari Ukraina, Ada Apa?
