Internasional

Gegara Perang, Warga Rusia Ramai-ramai Staycation

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 May 2022 14:10
Ingin Liburan? Ini 5 Destinasi Wisata Terbaik Di Dunia
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak Presiden Vladimir Putin menyerang sepihak Ukraina dan diikuti dengan sanksi dari banyak negara, hidup warga Rusia berubah total. Kebanyakan dari mereka sudah tak lagi bisa berlibur ke luar negeri dan berakhir dengan libur tinggal atau staycation.

Seperti kebanyakan orang Rusia, Andrei (35) berencana menghabiskan liburan musim panasnya di pantai Mediterania, Turki. Namun kali ini, ia beserta istri dan dua anaknya hanya akan staycation di resor Laut Hitam Rusia Anapa.

"Tiket pesawat adalah masalah nomor satu. Jadi, sekarang saya sedang bersiap untuk menerobos ganggang di Laut Hitam," kata Andrei, spesialis TI dari Moskow yang berharap menghindari dampak dari konflik di Ukraina, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (24/5/2022).

Anapa sendiri berada di wilayah Krasnodar, 240 km (150 mil) selatan kota Mariupol, Ukraina yang dihantam oleh pasukan Rusia selama hampir dua bulan terakhir.

Karena pesawat tidak bisa terbang ke sana sebagai tindakan pencegahan karena konflik, keluarga Andrei akan menempuh perjalanan 24 jam dengan kereta api. Termasuk akomodasi, perjalanan masih akan menelan biaya lebih dari setengah harga liburan di Turki.

Harga tur ke Turki, salah satu tujuan liburan asing utama Rusia, melonjak setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari silam. Hal ini memicu sanksi Barat yang telah memperumit kehidupan sehari-hari warga Rusia biasa.

Sementara itu, kartu kredit MasterCard dan Visa yang diterbitkan di Rusia tak bisa digunakan di luar negeri. Selain itu, jumlah penerbangan dari Rusia menyusut karena kontrak sewa maskapai dihentikan dan wilayah udara ditutup untuk pesawat dari negara tersebut.

Perjalanan ke Eropa juga tidak lagi menjadi pilihan bagi banyak orang Rusia karena kurangnya penerbangan langsung, yang dapat mengubah perjalanan langsung 2,5 jam ke Jerman menjadi perjalanan 20 jam melalui Istanbul.

Ada pula masalah visa. Pada 13 Mei, Kementerian Luar Negeri merekomendasikan orang Rusia untuk tidak melakukan perjalanan ke Inggris karena "hampir tidak mungkin" untuk mendapatkan visa.

Selama liburan panjang Mei di Rusia, orang Rusia menghabiskan sekitar 50% lebih banyak untuk tiket kereta api daripada selama liburan tahun baru, sebelum pembatasan terbaru, menurut data dari bank VTB.

Namun, meski lebih mahal, tujuan jauh seperti Maladewa, Sri Lanka, Turki dan Uni Emirat Arab masih tersedia untuk warga Rusia, bahkan dilengkapi dengan penerbangan langsung. Tetapi tujuan ini dilaporkan jarang diminati oleh warga Rusia.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hot News: Rusia 'Serempet' NATO, Hingga Minta Bantuan China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular