Internasional

Putin Minggir Dulu, Xi Jinping "Ngamuk" ke Amerika

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
24 May 2022 09:00
INFOGRAFIS, Ini Modal Xi Jinping Jadi Presiden
Foto: Infografis/ Xi Jinping/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Negeri Presiden Xi Jinping, China, memberi peringatan keras Amerika Serikat (AS). Ini terkait pernyataan terbaru Presiden AS soal Taiwan.

Beijing menilai Joe Biden telah ikut campur dalam urusan internalnya. Karenanya negeri itu akan menunjukkan sikap yang tegas.

"Mengenai masalah kedaulatan dan integritas teritorial China serta kepentingan inti lainnya, tidak ada ruang untuk kompromi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dikutip dari CNN International, Selasa (24/5/2022).

"Kami mendesak pihak AS untuk sungguh-sungguh mengikuti prinsip "Satu China" ... berhati-hati dalam kata-kata dan perbuatan tentang masalah Taiwan dan tidak mengirim sinyal yang salah kepada kekuatan pro-Taiwan kemerdekaan serta separatis sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan serius di Selat Taiwan dan hubungan China-AS."

Pernyataan Biden itu juga jadi pembahasan di media corong pemerintah Partai Komunis China, Global Times. Pemerintahan Biden disebut telah mengambil langkah lebih jauh untuk "melubangi" kebijakan "Satu China".

AS disebut terang-terangan mempromosikan kemerdekaan de facto Taiwan. Ini akan mendapatkan respons kuat China.

"AS mencoba menyesatkan negara-negara Asia-Pasifik dan membuat mereka berpikir bahwa kawasan Asia-Pasifik berisiko mengalami konflik serupa," kata seorang peneliti dari Pusat Keamanan Internasional dan Strategi Universitas Tsinghua, Sun Chenghao, dikutip media tersebut.

"Pernyataan seperti itu dapat menambah legitimasi pada 'Strategi Asia-Pasifik' AS dan campur tangannya dalam masalah Taiwan."

Presiden China Xi Jinping sendiri pernah berujar di akhir 2021, saat memberikan pidato Tahun Baru di depan masyarakat umum. Dalam momen itu, ia menyampaikan beberapa hal terkait dengan kemakmuran China dan juga isu Taiwan

Mengenai Taiwan, Xi mengatakan penyatuan lengkap 'tanah air' merupakan tekad yang diinginkan masyarakat yang tinggal di kedua wilayah. Ia meminta agar masyarakat di China dan Taiwan mampu berperan aktif mendorong agenda penyatuan ini untuk masa depan yang lebih baik.

"Saya sangat berharap bahwa semua putra dan putri bangsa China akan bergabung untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa kita," katanya.

Hal sama juga dikatakannya Juli 2021. Kala itu ia hadir dalam peringatan 100 tahun Partai Komunis.

"Semua putra dan putri China, termasuk rekan senegaranya di kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja sama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan plot kemerdekaan Taiwan'" katanya.

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya akan mengirimkan militer jika China mencoba untuk mengambil Taiwan dengan paksa. Hal ini disampaikan Biden di sela-sela kunjungan ke Jepang, Senin (23/5/2022).

Biden menegaskan bahwa penerjunan militer di Taiwan bila serangan dari China benar-benar terjadi, layaknya Rusia menyerang Ukraina. Menurutnya, ini merupakan komitmen Washington terhadap pulau itu.

"Kami setuju dengan kebijakan "Satu China". Kami menandatanganinya, dan semua perjanjian yang menyertainya dibuat dari sana, tetapi gagasan bahwa itu dapat diambil dengan paksa, diambil dengan paksa, adalah (tidak) tepat," katanya.

Taiwan dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya. Namun pulau tersebut menyebut diri sebagai negara berdaulat.

Di bawah kebijakan "Satu China", AS sebenarnya mengakui posisi China bahwa Taiwan adalah bagian dari negara itu. Meski begitu, Paman Sam tidak pernah secara resmi mengakui klaim Beijing atas pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu.

Paman Sam pun tidak pernah mengeluarkan pernyataan Taiwan sebagai sebuah negara. Tapi, AS selama ini menjadi pelindung utama Taiwan yang memberi persenjataan militer bagi pulau itu.

Pernyataan Tambahan Gedung Putih

Sementara itu, di sisi lain, komentar Biden ini disebut-sebut membuat beberapa pejabat Gedung Putih terkejut. Pihak kantor kepresidenan AS itu pun sempat memberikan pernyataan tambahan yang menerangkan terkait pernyataan ini.

"Seperti yang dikatakan Presiden, kebijakan kami tidak berubah. Dia menegaskan kembali kebijakan Satu China kami dan komitmen kami terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," ujar salah seorang Gedung Putih.

"Ia (Biden) juga menegaskan kembali komitmen kami di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan untuk memberi Taiwan sarana militer untuk mempertahankan diri."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Akan Telepon Xi Jinping, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular