
Rusia Tahan Ribuan Pasukan Ukraina, Begini Nasibnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang didukung Rusia, mengancam akan menyeret para tentara Ukraina yang mempertahankan pabrik baja Azovstal di kota Mariupol ke meja hijau internasional.
"Tentara Ukraina yang menyerah saat mempertahankan pabrik baja Azovstal akan menghadapi pengadilan internasional," kata Pushilin, Senin (23/5/2022), dikutip dari The Moskow Times.
Pushilin mengatakan kepada Interfax bahwa 2.439 tahanan dari Azovstal saat ini berada di wilayah republik separatis.
"Kami berencana untuk menyelenggarakan pengadilan internasional di republik ini," jelas Pushilin, mengeklaim bahwa piagam untuk pengadilan itu sedang dikerjakan.
Pushilin juga mengatakan bahwa 78 dari mereka yang ditahan adalah perempuan dan menuduh sejumlah warga negara asing termasuk di antara para pejuang.
Penyerahan massal tentara Ukraina di pabrik Azovstal pekan lalu menandai berakhirnya pertempuran berdarah selama berbulan-bulan untuk menguasai Mariupol, pelabuhan strategis Ukraina selatan. Perlawanan para prajurit terhadap pasukan Rusia yang mengepung pabrik baja menjadi salah satu simbol perang yang bertahan lama.
Para prajurit membuat pendirian terakhir mereka di dalam pabrik, termasuk campuran pasukan Ukraina dan pejuang dari Batalyon Azov, kelompok sayap kanan yang sejak itu pindah dari politik untuk secara resmi berperang di dalam militer Ukraina.
Sementara itu, Ukraina mengatakan akan mencari pertukaran tahanan untuk mengembalikan para pembela Azovstal ke rumah masing-masing, dengan Moskow belum memberikan indikasi yang jelas tentang nasib para pejuang.
Negosiator senior Rusia Leonid Slutsky menyarankan bahwa tahanan Azov dapat ditukar dengan sekutu Putin yang dipenjara, Viktor Medvedchuk. Ini menjadi saran yang digemakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Moskow Andrei Rudenko pada Senin malam.
Tetapi Kremlin bergeming pada proposal tersebut. "Kami telah mengatakan bahwa Medvedchuk adalah warga negara Ukraina, dia tidak ada hubungannya dengan Rusia dan dia bukan seorang prajurit," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Dan dalam kasus mereka yang menyerah di Azovstal, kita berbicara tentang militer dan anggota formasi nasionalis," tambahnya.
(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Gelisah, Ukraina Beli Drone Super Canggih dari Turki