
Negara Tetangga RI Ini Siram Triliunan Rupiah Redam Inflasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara menggelontorkan stimulus ekonomi ratusan triliun rupiah untuk memerangi dampak inflasi. Stimulus diberikan dalam bentuk subsidi langsung hingga pemangkasan pajak.
Pemerintah India berencana menambah stimulus senilai US$ 26 miliar atau sekitar Rp 380 triliun untuk tahun fiskal 2022/2023. India telah memangkas pajak bahan bakar kendaraan dan solar. sebagai upaya menekan kenaikan harga energi. Mulai Minggu (22/5/2022), mereka juga menghapus bea impor untuk sejumlah jenis batu bara seperti batu bara kokas dan antrasit.
Inflasi India menembus 7,79% (year on year) di April 2022, yang menjadi rekor tertingginya sejak Mei 2014.
Awal bulan lalu, Jepang mengumumkan akan menambah stimulus senilai 6,2 triliun yen atau sekitar Rp 710 triliun. Stimulus diberikan dalam bentuk subsidi bensin, suku bunga pinjaman yang lebih rendah, serta bantuan cash. Stimulus diharapkan bisa mengurangi beban masyarakat karena lonjakan inflasi juga membangkitkan bisnis UMKM Negeri Sakura.
Stimulus diharapkan bisa mencegah perekonomian Negeri Sakura untuk tetap tumbuh di tengah lonjakan inflasi dan pelemahan ekonomi global.
Dari 6,2 triliun yen yang disiapkan, sebanyak 1,5 triliun yen (Rp 172,5 triliun) akan dipakai untuk meredam kenaikan bahan bakar. Sebanyak 1,3 triliun yen (Rp 149,3 triliun) untuk menyalurkan bantuan cash kepada rumah tangga tidak mampu serta pelaku UMKM.
Jepang juga menyiapkan 0,5 triliun yen (Rp 57,5 triliun) untuk menstabilkan pasokan energi, bahan mentah, dan komoditas pangan. Jepang merupakan salah satu negara yang terdampak berat oleh perang Rusia-Ukraina.
Jepang selama ini menggantungkan pasokan batu bara dan minyaknya kepada Rusia. Negeri Matahari Terbit sudah mengumumkan akan melarang batu bara dari Rusia sehingga mau tidak mau mereka mencari pemasok baru dan menyiapkan ongkos yang bisa lebih mahal.
Untuk menekan kenaikan harga bensin, pemerintah Jepang akan meningkatkan subsidi kepada penyalur minyak maksimum 35 yen per liter ( Rp 4.025) dari sebelumnya 25 yen. Program subsidi tersebut akan berakhir pada September.
Inflasi Jepang melonjak 2,5% (yoy) di April 2022, yang menjadi rekor tertinggi sejak Oktober 2014. Inflasi bahan pangan menyentuh 4% di April yang menjadi catatan tertinggi dalam tujuh tahun.
Raksasa Asia lainnya China juga tidak mau ketinggalan. Stimulus senilai US$ 5,3 triliun akan dipompa kepada perekonomian terbesar kedua di dunia terbesar. Stimulus di antaranya untuk membeli obligasi pemerintah daerah dan menggenjot investasi.
Dari Eropa, Italia pada awal bulan lalu mengumumkan akan memberikan stimulus senilai US$ 14 miliar euro atau sekitar Rp 217 triliun. Stimulus di antaranya untuk mengurangi beban masyarakat akibat kenaikan harga energi seperti bensin dan listrik.
Seperti negara Eropa lain yang menggantungkan pasokan energi dari Rusia, Italia pun harus mengalami lonjakan inflasi akibat perang Rusia-Ukraina.
Inflasi di Italia tercatat 6,5% (yoy) di Maret yang menjadi rekor tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Inflasi sedikit mereda tetapi masih menyentuh 6% di April.
Inggris juga kemungkinan akan menambah bantuan atau stimulus untuk menekan inflasi. Inflasi Inggris melambung 9% di April 2022. Level tersebut adalah yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Lonjakan inflasi dikhawatirkan akan membuat biaya hidup di Inggris ke level terburuknya sejak 1950.
Dalam catatan The Guardian, harga produk seperti susu, sayuran, dan margarine sudah meloncat 22% dalam setahun terakhir.
"Kami tidak bisa melindungi seluruh masyarakat dari tantangan global tapi kami menyediakan bantuan signifikan sebisa kami. Kami siap mengambil langkah lanjutan," tutur Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak, dikutip dari The Guardian.
![]() Kenaikan harga makanan di Inggris |
Sebaliknya, Malaysia tengah mengkaji subsidi bahan bakar mereka agar lebih tepat sasaran. Subsidi bahan bakar Malaysia diperkirakan melonjak hingga MYR 28 miliar atau sekitar Rp 93 triliun di 2022, naik drastis dibandingkan MYR 11 miliar pada tahun lalu.
Sementara itu, pemerintah Indonesia juga tengah menambah anggaran subsidi dan perlindungan sosial untuk memitigasi dampak lonjakan inflasi.
Pada Kamis (19/5/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah membeberkan rencana pemerintah untuk menaikkan subsidi demi mempertahankan harga BBM dan tarif listrik untuk kelompok kurang mampu.
Total subsidi yang akan ditambah sebesar Rp 443,6 triliun untuk memastikan harga BBM, LPG dan listrik yang disubsidi tidak naik. Pemerintah juga akan menambah anggaran perlindungan sosial Rp 18,6 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benarkah Inflasi Bisa Tembus 5% Gegara Tarif PPN Naik?