Internasional

China: Strategi AS Picu Perpecahan di Kawasan Indo-Pasifik

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Senin, 23/05/2022 15:05 WIB
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi Quadrilateral Security Dialogue (Quad) yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia, dan India melakukan pertemuan dengan niat untuk memperkuat "tatanan internasional yang bebas" di kawasan Indo-Pasifik.

Pertemuan keempat negara itu dilakukan di sela-sela kunjungan Presiden Joe Biden ke Korea Selatan (Korsel) dan Jepang pada pekan ini.

Menanggapi hal ini, China menolak dengan keras inisiatif Indo-Pasifik oleh AS dan sekutunya, mengatakan hal ini hanya alat untuk menahan Beijing. Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga mengatakan Washington malah akan menciptakan perpecahan di kawasan itu.


"Strategi Indo-Pasifik dikarang oleh Amerika Serikat di bawah bendera 'kebebasan dan keterbukaan', tetapi memang ingin menciptakan 'lingkaran kecil' dengan tujuan mengubah lingkungan sekitar China dalam upaya untuk menahan China, menggunakan negara-negara Asia-Pasifik sebagai 'pion' untuk hegemoni AS," kata Wang, dikutip dari South China Morning Post, Senin (23/5/2022).

"Fakta akan membuktikan bahwa apa yang disebut strategi Indo-Pasifik pada dasarnya adalah strategi untuk menciptakan perpecahan, menghasut konfrontasi, dan untuk menghancurkan perdamaian. Tidak peduli bagaimana itu dikemas, pada akhirnya akan gagal. "

Wang mengatakan China telah menjadi mitra dagang terbesar bagi sebagian besar negara di kawasan itu. "Mencoba menggunakan kerangka kerja untuk mengisolasi China pada akhirnya akan mengisolasi diri mereka sendiri."

Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), yang menjadi inisiatif ekonomi Indo-Pasifik oleh Biden, berkisar pada empat pilar, yakni ketahanan rantai pasokan, infrastruktur dan energi bersih, pajak dan anti-korupsi, dan perdagangan.

Ini juga bertujuan untuk meningkatkan kerja sama AS dengan Jepang, Australia, dan India sebagai bagian dari aliansi. Pembingkaian IPEF oleh pemerintahan Biden juga dikatakan sebagai alat untuk melawan pengaruh regional China.

Dalam pembicaraan dengan menteri luar negeri baru Pakistan Bilawal Bhutto Zardari di Guangzhou pada Minggu (22/5/2022), Wang mempertanyakan apakah IPEF memaksa negara-negara untuk memihak antara Washington dan Beijing dengan mengganggu rantai pasokan.

"Apakah AS mencoba mempercepat pemulihan ekonomi dunia, atau apakah itu menciptakan decoupling ekonomi, blokade teknologi, gangguan rantai industri, dan memperparah krisis rantai pasokan?" kata Wang.

"Beberapa tahun lalu, AS melancarkan perang dagang dengan China, yang membawa konsekuensi serius bagi dunia dan AS. Pelajarannya sangat dalam. AS harus mengetahui kesalahannya dan memperbaikinya, daripada mengulangi kesalahan," lanjutnya.

Wang mengatakan akan salah jika AS menggunakan inisiatif sebagai alat politik untuk mengecualikan orang lain.

"Apakah Amerika Serikat menggunakan sarana ekonomi untuk memaksa negara-negara regional memilih pihak antara China dan Amerika Serikat?" katanya, menurut pernyataan dari kementerian luar negeri China.

Biden memulai perjalanan pertamanya ke Asia sebagai presiden AS di Korea Selatan pada Jumat, bertemu dengan pemimpin yang baru terpilih Yoon Suk Yeol sebelum menuju ke Tokyo. Perjalanan Biden bertepatan dengan meningkatnya persaingan dan ketegangan antara China dan AS.


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Dagang Usai, Trump Umumkan Kesepakatan Baru AS-China