Kenapa Indonesia Impor BBM dari Singapura?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
23 May 2022 13:47
Impor Minyak Indonesia
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak bisa dipungkiri, Indonesia sekarang ini merupakan negara importir minyak mentah juga minyak olahan alias Bahan Bakar Minyak (BBM). Maklum, saat ini produksi minyak yang ada di Ibu Pertiwi ini tidak sebanding dengan konsumsinya.

Dari catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat bahwa di tahun ini produksi migas Indonesia ditargetkan mencapai 703 ribu barel per hari (bph). Sementara, kebutuhannya mencapai 1,4 juta bph.

Artinya, masih ada selisih sekitar 500 ribuan bph untuk konsumsi minyak mentah yang akan dijadikan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kebutuhan kendaraan di dalam negeri.

Atas hal itulah Indonesia memilih untuk impor minyak mentah. Nah, salah satunya adalah impor minyak olahan dari Singapura. Indonesia diketahui menjadi importir produk olahan minyak besar dari Singapura.

Sejatinya impor minyak mentah Indonesia terbesar adalah Arab Saudi yang tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 impornya mencapai 4,4 juta ton. Disusul impor dari Nigeria yang mencapai 3,9 juta ton dan Australia 1,4 juta ton.

Namun saja, impor produk minyak olahan terbesar Indonesia adalah Singapura yang mencapai 10,25 juta ton, kemudian Malaysia 5,1 juta ton dan India 1,3 juta ton.

Direktur eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyatakan bahwa sejatinya impor tidak selalu dari Singapura. Namun memang HUB minyak dan gas Asia berada di Singapura. "Ibarat pasar, Hub-nya di Tanah Abang, namun produknya dari Tasik, Bandung dan Bogor. Begitu kira-kira," ungkap dia kepada CNBC Indonesia.

Sejatinya dalam urusan minyak mentah, Singapura adalah importir minyak dari Indonesia. Di mana, Singapura membeli minyak mentah Indonesia yang kemudian diolah di dalam kilang di Singapura.

Karena kilang Itulah kekalahan Indonesia atas Singapura. Yang mana, Singapura sudah berhasil memiliki kilang yang mampu mengolah BBM. Alhasil, Indonesia membeli produk minyak olahan dari Singapura lantaran belum adanya kilang produk olahan minyak itu.

Dalam catatan CNBC Indonesia sendiri, saat ini ada tiga kilang besar yang beroperasi di Negeri Singa tersebut. Yaitu ExxonMobil Jurong Island Refinery dengan kapasitas 605.000 bph. Kemudian SRC Jurong Island Refinery berkapasitas 290.000 bph serta Sehll Pulau Bukom Refinery berkapasitas 500.000 bph.

Mengacu BPS, total ekspor Indonesia ke Singapura yakni 2019 sebesar US$ 12,916 miliar, 2020 sebesar US$ 10,661 miliar, dan tahun 2021 sebesar US$ 11,634 miliar.

Untuk mengurangi ketergantungan impor, Indonesia memiliki target 1 juta barel minyak pada tahun 2030. Untuk mendukung itu, Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) juga tengah menyelesaikan pembangunan kilang-kilang BBM diantaranya Kilang Balikpapan, Kilang Dumai, Kilang Balongan dan Kilang Plaju.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Jokowi, Kalau Begini Terus Impor BBM Bisa Bengkak Rp296 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular