Siap-siap Harga Rumah Bisa Naik 6%, Ini Gara-garanya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
20 May 2022 16:15
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga bahan baku baku seperti besi baja, aluminium, hingga semen turut mendongkrak harga jual rumah. Khususnya untuk proyek baru yang akan datang.

Direktur Sinar Mas Land Herry Hendarta mengatakan, kenaikan harga bahan baku material bangunan memang sudah tidak terelakkan, dimana banyak harga komoditas naik. Yang kemudian juga mengakibatkan ongkos pembangunan meningkat.

Sehingga upaya yang dilakukan Sinarmas Land menghitung ulang cost yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek rumah-rumah baru.

"Tentu recalculate lagi kita punya cost untuk harga jual rumah pada proyek-proyek yang baru. Menghitung impact kenaikan harga besi, baja, aluminium dan seterusnya," kata Herry kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/5/2022).

Dari hitungan kasar, setidaknya harga rumah pada proyek yang baru bisa melonjak sekitar 3-6%, tergantung hitungan material saat ini.

"Untuk yang landed itu berkisar 3-6%, kalau high rise mungkin komposisinya lebih besar lagi karena banyak gunakan material logam," katanya.

Menurutnya komponen yang paling mahal terjadi adalah material besi yang baja yang dipengaruhi oleh isu global saat ini.

Meski ada peningkatan harga, Herry masih belum khawatir akan mempengaruhi penjualan rumah baru nantinya. Dia optimistis target penjualan tahun ini masih tercapai di angka Rp 7,5 triliun.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) harga baja berdasarkan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHBP) Umum Nasional kelompok bahan bangunan periode Mei 2021, secara umum naik 0,66% terhadap bulan sebelumnya. Kenaikan harga disumbang dari komoditas semen, besi beton, aspal, solar, dan pasir.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! Toko Bangunan Naikkan Harga Setelah Lebaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular