
Wajib Dicoba! 3 Produk Olahan Limbah Makanan Asal Bantul

Jakarta, CNBC Indonesia - Berawal dari keprihatinan terhadap limbah makanan dan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, warga Bantul, Yogyakarta, ini berani melakukan inovasi dengan mengolah bahan makanan tak terpakai menjadi suatu jenis produk bernilai ekonomi tinggi.
Sebelum mengenal lebih dalam produk olahan yang terbuat dari limbah makanan, jangan lupa ikutan PUKIS atau Pesona Punya Kuis setiap Selasa yang diadakan dua minggu sekali. Caranya follow akun Instagram @pesona.indonesia lalu like postingan terbaru PUKIS pada feed.
Jawab pertanyaan di kolom komentar dan jangan lupa mention 3 teman lainnya untuk ikutan kuis ini, ya! Raih ragam hadiah menarik dari Pesona Indonesia.
1. Kaldu Tempe Busuk
Bagi masyarakat Indonesia, tempe bukanlah hal asing untuk disantap. Tempe yang merupakan olahan berbahan dasar kedelai fermentasi ini sedang diupayakan untuk menjadi salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Setelah rendang yang sudah lebih dulu go international, kini saatnya tempe yang merupakan penganan kearifan lokal menyusul diakui sebagai warisan budaya dunia. Terlebih bukan hanya sebagai produk budaya, tempe juga bisa menjadi salah satu gastro diplomasi untuk memperkenalkan kuliner khas Indonesia di kancah dunia.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, selain mempromosikan kuliner Indonesia, upaya ini juga akan berdampak besar pada penciptaan lapangan kerja baru pelaku ekonomi kreatif yang menggunakan bahan dasar tempe dan memberi kesejahteraan petani kedelai.
"Kita akan membawa tempe dalam kegiatan promosi kuliner dan pariwisata di dunia internasional," ujarnya.
Ada berbagai olahan tempe yang sudah banyak dikenal masyarakat luas dan bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Nusantara, seperti keripik tempe dari Bandung, tempe mendoan dari Banyumas, tempe mendol dari Malang, dan jadah tempe dari Yogyakarta. Baru-baru ini yang ramai menjadi perbincangan adalah kaldu tempe busuk atau tempe semangit.
Ide kreatif membuat kaldu dari tempe busuk ini diperkenalkan oleh Josh Handani dan Filiana Miladewi. Awalnya memang tidak semua orang bisa menerima kaldu yang terbuat dari tempe busuk.
Namun setelah mencoba masakan istri Josh, akhirnya banyak yang bertanya-tanya rahasia kelezatan masakan tersebut. Ketika diberi tahu, warga sekitar pun mulai mencoba kaldu tersebut.
Rasa kaldu tempe busuk tak kalah dengan kaldu bubuk buatan pabrik, bahkan bisa menjadi bumbu penyedap non MSG. Kaldu ini bisa digunakan untuk masakan sehari-hari seperti sup atau sayur lodeh.
Kaldu tempe busuk buatan Josh diberi nama Bumbu Ibu.
"Siapa yang tidak kangen masakan ibu dan kita bilang ibu itu berarti kita bilang kebijaksanaan seorang ibu yang tidak akan mungkin memberikan anaknya makanan yang mengandung zat berbahaya," terang Josh.
Kaldu tempe busuk Bumbu Ibu dikemas dengan menggunakan botol kaca. Satu botol ukuran 125 gram dijual seharga Rp50.000.
Bagi yang datang membawa wadah sendiri, akan mendapatkan potongan harga Rp10.000. Harga spesial ini diberikan karena Josh ingin mengedukasi masyarakat untuk mengurangi sampah plastik.
2. Blendo (Ampas Minyak Kelapa)
Selain tempe busuk, ampas minyak kelapa juga bisa dimanfaatkan menjadi olahan makanan. Olahan dari ampas minyak kelapa ini dinamakan blendo. Bahkan di daerah Minahasa, blendo dianggap sebagai penyedap masakan dan biasa digunakan sebagai bumbu untuk masakan tumis.
Josh dan istri menyebut bumbu satu ini dengan nama 'Krambil-blendo organik goerih'. Biasanya blendo diolah menjadi sambal dan dicampur dengan nasi goreng. Bahkan bisa dimakan langsung bersama nasi hangat atau nasi tiwul.
Kalau mau dikembangkan lebih lanjut, blendo bisa diolah menjadi gethuk dan aneka makanan lainnya.
Wadah kemasan blendo yang bisa dipakai Kembali dimaksudkan agar pembeli dapat menggunakan tempat bekas bumbu kaldu ini untuk alas lain. Blendo ukuran 250 gram dijual seharga Rp20.000, sedangkan ukuran 1 kg dibanderol seharga Rp75.000.
Bagi yang ingin membeli kaldu tempe busuk dan blendo bisa datang langsung ke Rumijo Eco Store yang berlokasi di Gesik, RT 03, Kalipucang, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Pemasaran bumbu ini juga dilakukan secara online melalui akun Instagram @rumahinsprirasijogja.rumijo dan di Facebook Rumah Inspirasi Jogja.
3. Keripik Bonggol dan Gedebok Pisang
Bagi sebagian orang, bonggol pisang hanya sekadar sampah organik, sementara gedebok pisang hanya sebatas digunakan untuk alas tempe. Akan tetapi, di tangan warga Bantul Yogyakarta bernama Sri Purwanti, bonggol dan gedebok pisang ini bisa menjadi makanan ringan lezat berupa keripik.
Memanfaatkan bahan yang ada di sekitar untuk dijadikan produk yang belum ada di pasaran menjadi salah satu motivasi Sri Purwanti dalam membuat keripik bonggol dan gedebok pisang. Produk Sri Purwanti ini diberi nama Al-Barik.
Al-Barik kemasan 100 gram dijual dengan kisaran harga Rp8.000 sampai Rp10.000 per bungkus. Kalau ingin mencicipi produk Al-Barik, Anda bisa membelinya di toko oleh-oleh atau bisa berkunjung langsung ke kediaman Sri Purwanti di Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta atau memesannya melalui www.keripikalbarik.com.
Harga produk Bumbu Ibu dan Al-Barik bisa berubah sewaktu-waktu. Silakan cek update-nya di media sosial atau website produk tersebut, ya.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Jogja dan mencicipi berbagai olahan limbah makanan ini, pastikan sudah vaksin dosis lengkap dan selalu mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 6M di mana pun berada, mulai dari menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, dan menghindari makan bersama agar aktivitas berwisata tetap aman dan nyaman.
Informasi mengenai destinasi wisata dan inspirasi ekonomi kreatif #DiIndonesiaAja juga bisa Anda dapatkan dengan cara follow akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok @pesonaindonesia, YouTube Pesona Indonesia, dan mengunjungi website www.indonesia.travel.
(adv/adv) Next Article Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB