Pertamina Bakal Terapkan Teknologi CCU di Kilang Balikpapan

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
18 May 2022 10:28
Pertamina
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertamina bekerja sama dengan Air Liquide Indonesia untuk mengembangkan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) di Unit Pengolahan Kilang Balikpapan. Hal ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam mengimplementasikan aspek Environment Social and Governance (ESG) serta mendukung penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Kesepakatan kerja sama ini disahkan dalam penandatanganan Joint Study Agreement (JSA) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan President Director of PT Air Liquide Indonesia Marloes Moerman di Paris, Prancis, pada Selasa, (17/5/2022). Hadir dalam penandatanganan kerja sama ini Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, Group CEO Air Liquide,François Jackow, dan VP for European and International Affairs, Laurent Dublanchet.

Dalam kerja sama ini, Pertamina dan Air Liquide akan melakukan studi bersama penerapan teknologi penangkapan CO2 Syngas dan Flue Gas dari produksi Hidrogen di area Kilang Balikpapan. Emisi CO2 yang telah ditangkap kemudian akan dikompresi dan dialirkan ke area penyimpanan CO2 yang potensial di cekungan Kutai Kalimantan Timur sebagai solusi untuk produksi hidrogen rendah karbon atau blue hydrogen.

Kemudian sebagian CO2 juga akan dikonversi menjadi produk bernilai tambah methanol yang dapat dicampurkan dengan bahan bakar minyak untuk produksi bahan bakar rendah karbon.

Pahala Nugraha Mansury mengatakan pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK dan nol emisi pada 2060 yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No 98/2021. Perpres tersebut diterjemahkan ke dalam 48 aturan turunan dan beberapa aturan sedang disusun seperti National Determined Contribution (NDC) per sektor, carbon economic value, dan pajak karbon.

"Kementerian BUMN telah berkomitmen untuk memulai dekarbonisasi dan secara aktif memimpin agenda dekarbonisasi dengan 3 pilar inisiatif, reduce end-to-end emission, build adjacent businesses, dan explore step-out opportunities," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (18/5/2022).

Menurut Pahala, inisiatif ini memiliki target agresif, yakni mengurangi sekitar 85 juta ton CO2e per tahun atau berkontribusi sebesar 10% pada National Determined Contribution di 2030.

"Penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) dapat meningkatkan produksi minyak dan gas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan," imbuh Pahala.

Teknologi CCUS, kata dia, memungkinkan kilang Pertamina untuk membuat CO2 yang tersedia baik untuk penyimpanan (CCS) atau penggunaan (CCU) dan mengintegrasikan sektor ini ke dalam ekonomi sirkular.

Dalam kesempatan yang sama, Nicke Widyawati mengatakan penerapan teknologi CCUS merupakan salah satu inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dari fasilitas kilang Pertamina sekaligus menjadi solusi peningkatan produksi migas di era transisi energi.

"Saat ini transisi energi merupakan isu prioritas. Pertamina telah memainkan peran penting dalam memimpin transisi industri energi Indonesia," ujar Nicke.

Menurut dia, Pertamina menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 30% dan meningkatkan bauran energi terbarukan dari 9,2% pada 2019 menjadi 17,7% pada 2030.

"Kami berharap dengan ditandatanganinya JSA antara Pertamina dan Air Liquide ini akan membawa dampak positif bagi percepatan implementasi teknologi rendah karbon serta penyediaan Low Carbon Energy Resilience di Indonesia," imbuh Nicke.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Biaya Kilang Raksasa RI Ditekan Jadi US$ 7,2 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular