Covid-19 Mereda, New York Siap Rayakan dengan Pesta Seks
Jakarta, CNBC Indonesia - Kota New York di Amerika Serikat (AS) kembali memanas dengan libido warganya yang sempat terkekang. Sejak adanya pelonggaran pembatasan pandemi Covid-19, warga mulai bersiap untuk melakukan pesta seks gila-gilaan.
Sebagaimana diketahui, aktivitas kinkier di kota yang tidak pernah tidur ini sempat terlewatkan selama musim panas 2021 akibat pandemi Covid-19. Sejak turunnya kasus dan aturan terkait Covid, tidak ada lagi yang mengekang warganya untuk menyalurkan gairah seksual mereka.
"Saya ingin pergi ke pesta seks, saya ingin melakukan threesome (aktivitas seksual yang melibatkan tiga orang pada waktu yang sama), saya ingin melakukan semua itu," kata Kiarra Souffront (22), penduduk asli Queens kepada The New York Post, menyebutkan belum lama ia menjalin hubungan poliamor untuk pertama kalinya.
Oscar De La Cruz, manajer SDM berusia 49 tahun, juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, setelah dua tahun terakhir yang berbahaya, cara yang lebih baik untuk melepaskan ketegangan adalah dengan bercinta.
"Kami membutuhkan perawatan yang lembut dan penuh kasih," kata De La Cruz sambil minum di 13th Step di East Village.
"Ibu Pertiwi telah memukuli kami... Kami mendapatkan sinar matahari sekarang, dan coba tebak apa yang terjadi ketika Anda mendapatkan sinar matahari? Anda menjadi terangsang dan banyak hal terjadi," tambahnya.
Fenomena feromonik massal ini juga ditampilkan sepenuhnya di Madame X, yang disebut sebagai bar terseksi di Kota New York City.
Lubang berair Houston Street, yang menawarkan kamar pribadi untuk melakukan aktvitas cabul dan permainan erotis, mencatat peningkatan "eksponensial" dalam pesta para kinkier yang dipesan dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut pemilik Houston Street, Amy McCloskey, bahkan kerumunan yang muncul kali ini jauh lebih muda datang daripada sebelum Covid-19.
Adegan klub malam, dengan displays of affection (PDA) dan wanita yang mengenakan pakaian pendek dan seksi, juga telah meningkat. Pelanggan bahkan kembali memadati lantai dansa dan beruap hidung ke hidung dan mulut ke mulut, bahkan pada hari biasa.
"Saya pikir (clubbing) lebih baik dari sebelumnya. Semua orang siap menjalani kehidupan terbaik mereka, semua orang di sini pada hari Selasa, suka keluar," kata Jasmine Shan (23), mahasiswa pascasarjana farmasi dari Hoboken.
"Ada begitu banyak pesta lajang di mana Anda benar-benar dapat pergi dan bergaul dengan orang-orang, dan saya tidak menyadarinya sebelum COVID," tambah Shan, menyebutkan bahwa dia pergi ke pesta yang diiklankan di TikTok.
Beberapa klub bahkan menghadirkan tema era "pelacur '20-an" baru, hiburan dewasa yang semakin panas.
Di Wonderland yang baru dibuka pada Rabu malam, penari tiang topless dan pelayan berpakaian minim menghibur tamu. Bahkan hadir pula rapper Migos Offset dan istrinya Cardi B, serta Nicki Minaj, dan French Montana.
"Apakah kita akan mengubahnya?" kata Cardi B kepada kerumunan yang ribut. "Apakah kita menjadi berbahaya malam ini? DJ, apakah kita menjadi sangat berbahaya malam ini?"
Selain itu, klub-klub yang mengusung sadisme dan masokisme (S&M) juga ikut meledak dan menjamur sejak Covid membara di kota New York.
"Jika Anda akan berbicara tentang kehidupan malam New York, saya sarankan S&M karena di sanalah menarik," Anna Paulette (27) dari Midtown.
Paulette berspekulasi bahwa S&M telah menawarkan mereka yang hancur oleh pandemi cara untuk "menghadapi iblis mereka", yang menyebabkan semakin banyak orang dengan tipe penurut (submissive).
(tfa/luc)