Imbas Lockdown China: Produksi BBM Anjlok ke Level Terendah!

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Senin, 16/05/2022 18:20 WIB
Foto: REUTERS/Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada April 2022 lalu, China memproses 11% lebih sedikit minyak mentah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Hal ini menjadi produksi dengan level terendah sejak Maret 2020 yang disebabkan oleh permintaan yang berkurang karena penguncian wilayah (lockdown) Covid-19, sehingga harus dilakukan pemangkasan operasi.

Data dari Biro Statistik Nasional China (NBS), dilansir dari Reuters, Senin (16/05/2022), mencatat bahwa pemrosesan minyak mentah China pada April 2022 ini adalah "hanya" sebesar 12,61 juta barel per hari (bph). Angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan produksi minyak yang mencapai 13,8 juta bph pada Maret dan 14,09 juta bph pada April 2021 lalu.

Seperti diketahui, permintaan untuk produk Bahan Bakar Minyak (BBM) di China memang telah turun drastis, terutama pada permintaan bensin dan bahan bakar penerbangan atau avtur.


Untuk mengatasi penjualan bahan bakar yang melambat dan persediaan yang menggembung, perusahaan kilang milik negara, Sinopec, mulai mengurangi operasi sejak paruh kedua Maret menjadi sekitar 86% dari kapasitas, turun dari 92,5% di awal tahun.

"Permintaan sangat buruk dan margin sangat tipis, sehingga pabrik akhirnya kehilangan lebih banyak uang jika memproses lebih banyak minyak mentah," kata seorang manajer Sinopec, dikutip dari Reuters, Senin (16/5/2022).

Hal ini pun juga tidak lepas dari berkurangnya penjualan kendaraan di China, di mana pada April lalu penjualan kendaraan anjlok hingga 48% dari tahun sebelumnya karena adanya lockdown Covid-19 yang membuat pabrik kendaraan tidak beroperasi secara maksimal dan pameran mobil tidak dapat diadakan.

Penjualan kendaraan di China dalam empat bulan pertama tahun 2022 juga tercatat turun 12% dari periode yang sama tahun sebelumnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil: RI Alihkan Impor BBM Dari Singapura ke AS-Timur Tengah