Ekspor Migor Dilarang, Pengusaha Masih Untung, Kok Bisa?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Minggu, 15/05/2022 19:00 WIB
Foto: Emir Yanwardhana

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha dianggap masih untung meski adanya larangan ekspor minyak sawit. Terlebih harga minyak sawit terus meningkat pasca larangan ekspor crude palm oil (CPO).

Hal ini diungkapkan Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira dalam rilis Survei Indikator : Drama Minyak Goreng dan Kepuasan Publik Terhadap Presiden, Minggu (15/5/2022).

Bhima menjelaskan bisnis komoditas melibatkan banyak pemain rente yang memanfaatkan situasi. Jika ditarik masalahnya ke akarnya seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, di mana hanya 6% dari total produksi.


"Ini bukan masalah penegakan hukum tapi apakan pemerintah tidak memahami atau sengaja membuat masalah minyak goreng berlarut," kata Bhima.

Karena menurut catatannya, ketika larangan ekspor CPO nanti dibuka dan tentu mekanisme pasar akan berlaku, yang membuat harga sudah naik. Di mana saat ini sudah RM 6.400 per ton.

"Jangan-jangan mirip (kebijakan) larangan batu bara. Seperti memberi shock therapy tapi setelah itu (pengusaha) raup untung tinggi banget. Ini bisa saja terjadi," kata Bhima.

Dari apa yang terlihat saat ini pengusaha seolah-olah menjadi korban larangan ekspor. Tapi menurutnya perusahaan juga yang diuntungkan dari adanya larangan ini.

"Pengusaha jadi korban larangan ekspor, tapi perusahaan sawit juga yang diuntungkan. Ini ada 3 pengusaha yang diperiksa juga karena misalnya nanti, 1 minggu ke depan ekspor CPO dibuka, langsung mekanisme pasar," katanya.

Dia juga mengkritisi masalah minyak goreng yang berlarut ini, meski instrumen kebijakan sudah dilakukan. Sehingga opini yang terbentuk ada indikasi kuat yang ingin mendapatkan margin lebih.

"Masalahnya ini berlarut ada indikasi kuat ada yang ingin mendapatkan margin. Termasuk sekarang oversupply minyak goreng tapi (harga nggak turun). Produsen mana yang diuntungkan paling besar?," kata Bhima.


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Benahi Layanan Kesehatan, Dorong Obat Lokal & BPJS