Ada Risiko Pasca Ambruknya Terra LUNA, Ini Kata Fitch Ratings
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat (AS) Fitch Ratings mengatakan bahwa stablecoin memiliki risiko yang membuat aset digital itu rentan. Hal ini dibuktikan dengan kejatuhan salah satu aset kripto, Terra LUNA.
Dalam rilisnya, Fitch mengatakan stablecoin saat ini masih berjuang untuk mendapatkan penerimaan para regulator. Pasalnya saat ini aset digital itu terancam menghadapi risiko dalam mempertahankan nilai yang stabil.
"Dalam kasus UST, cadangan kripto entitas pendukung tidak cukup besar untuk dijadikan sebagai sumber stabilitas ketika mekanisme pasak algoritma UST berada di bawah tekanan spekulatif," ujar lembaga itu sambil memberikan penjelasan terkait hal yang dialami TerraUSD, Kamis (12/5/2022).
Pihak Fitch sendiri memprediksi bahwa kejatuhan LUNA ini mendorong peningkatan seruan untuk regulasi stablecoin. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, telah mengatakan itu menunjukkan pentingnya memiliki kerangka peraturan yang tepat untuk stablecoin.
"Regulasi Pasar dalam Aset Kripto Uni Eropa, mendekati finalisasi, tidak akan mengizinkan penerbitan stablecoin algoritmik dan memerlukan regulasi dan cadangan seperti bank untuk penerbit stablecoin sistemik."
Fitch juga mengutarakan bahwa stablecoin yang didukung oleh aset cadangan dengan nilai mata uang fiat, jelas dapat menghadapi serangkaian masalah kredit yang berbeda secara fundamental. Ini cukup berbeda dengan stablecoin algoritmik.
"Dalam kasus seperti itu, risiko stabilitas stablecoin dapat lebih mudah dikelola, tergantung pada berbagai faktor, terutama keamanan dan likuiditas aset cadangan," tambah lembaga itu.
"Faktor lain yang relevan dengan profil kredit penerbit stablecoin yang didukung cadangan termasuk risiko peraturan, risiko lawan (termasuk penjaga cadangan), transparansi atas cadangan dan sejauh mana aset yang mendasarinya benar-benar tidak berkorelasi, hak hukum pemegang stablecoin, dan risiko tata kelola dan operasional."
Stablecoin sendiri saat ini sedang menjadi sorotan akibat harga Terra LUNA terus-menerus merosot. Dalam sebulan terakhir Terra LUNA telah kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$ 39,65 miliar atau setara Rp 574,93 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$).
(vap/vap)