
Rupiah Loyo Bisa Bikin Mahal Harga Sembako

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) makin mahal, rupiah terdepresiasi ke level terlemah dalam 1,5 tahun. Masalahnya, ini bisa membuat harga pangan Indonesia makin mahal.
Anugerah kekayaan alam Indonesia yang melimpah, ditambah bonus geografis yang membuat tanah bumi pertiwi subur. Penyebabnya banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh.
Maka dari itu, Indonesia pun dijuluki sebagai negara agraris. Julukan tersebut karena menghasilkan produk pertanian dalam jumlah besar. Artinya, sektor pertanian memegang peranan penting dari ekonomi Indonesia.
Di tengah berkat sumber daya alam tersebut, Indonesia masih mengimpor berbagai bahan pangan baik berupa tanaman, bijih-bijihan, hingga hewani. Nilai impornya berkisar 12,4% dari total impor Indonesia.
Gandum dan meslin jadi bahan pangan Indonesia yang paling banyak diimpor hingga Februari 2022. Indonesia mengimpor 1,67 juta ton gandum dan meslin dengan nilai US$ 624,6 juta atau Rp 9,1 triliun (kurs=Rp 14.600/US$).
Kemudian gula jadi bahan pangan yang paling gemar diimpor Indonesia. Hingga Februari, Indonesia telah mengimpor 1,26 juta ton. Nilainya mencapai US$ 618,5 juta atau Rp 9 triliun.
Kedelai dan jagung, bijih-bijihan yang dapat memberikan efek luas bagi harga pangan masuk daftar impor terbesar Indonesia. Nilainya masing-masing mencapai Rp 2,8 triliun dan Rp 1,04 triliun hingga bulan Februari tahun ini.
Sementara susu, salah satu bahan pangan hewani, diimpor Indonesia senilai Rp 2,12 triliun dengan volume 42.687 ton.
![]() |
Tingginya dolar terhadap rupiah dapat membuat harga beli bahan pangan Indonesia bisa melonjak. Sebab dolar AS secara resmi dinobatkan sebagai mata uang cadangan dunia, termasuk Indonesia.
Saat ini satu dolar AS dihargai Rp 14.625. Level tersebut merupakan yang terlemah dalam satu setengah tahun terakhir, tepatnya sejak 3 November 2020.
Sebagai contoh, jika 1 dolar senilai Rp 14.000 maka seekor ayam seharga US$ 2/kg. Maka seekor ayam akan dihargai Rp 28.000/kg. Kemudian saat dolar menjadi Rp 14.500, maka seekor ayam akan bernilai Rp 29.000/kg.
Kenaikan dolar bukan satu-satunya pemberat nilai impor Indonesia, tingginya harga komoditas juga jadi salah satu faktor. Efek dari harga pangan yang melambung adalah tekanan pada cadangan devisa Indonesia dan juga tingkat inflasi yang melonjak.
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir bulan lalu adalah US$ 135,7 miliar. Berkurang US$ 3,4 miliar dibandingkan Maret 2022.
Kemudian, inflasi konsumen Indonesia pada April 2022 mencapai 3,47% secara tahunan (year on year/yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,64% (yoy).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Pangan Meroket Tajam, Pemerintah Andalkan Operasi Pasar