
Harga BBG Lebih Murah Daripada BBM, Pemerintah Kok Cuek?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menaikkan harga jual Bahan Bakar Gas (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) menjadi Rp 4.500 untuk satu liter setara premium (lsp) dari sebelumnya Rp 3.100 per lsp. Meski naik, namun rupanya harga BBG masih jauh lebih murah ketimbang harga bahan bakar minyak (BBM).
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai harga BBG secara keekonomian memang jauh lebih murah dibandingkan BBM. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber gas yang cukup besar.
"Harga keekonomian mungkin gas lebih murah karena kita punya sumber gas," kata Fahmi kepada CNBC Indonesia, Kamis (12/5/2022).
Meski demikian, guna menggenjot program BBG, setidaknya pemerintah juga perlu membangun infrastruktur. Misalnya infrastruktur terkait distribusi gas dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang itu membutuhkan investasi jumbo.
"Kemudian investor sampai sekarang juga belum mau masuk secara penuh untuk BBG apakah b20 dan seterusnya karena salah satunya harga keekonomian lebih rendah fosil daripada gas misalnya," kata dia.
Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia sedang gencar menggenjot pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau mobil listrik. Seperti kebanyakan di negara-negara lainnya, pengembangan kendaraan listrik sebagai upaya menekan emisi karbon dari sisa pembakaran kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).
Namun, jauh sebelum gembar-gembor kendaraan listrik muncul di Indonesia, pemerintah memiliki program konversi kendaraan BBM ke bahan bakar gas (BBG). Program ini juga ditujukan sebagai upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada impor BBM.
Pasalnya, ketersediaan pasokan gas domestik cukup melimpah dan belum termanfaatkan secara optimal. Lantas bagaimana perkembangan mengenai program konversi ini?
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pihaknya saat ini tengah mengupayakan proyek percontohan (Pilot Project) untuk program konversi ini di Kota Semarang. Namun ia tak menjelaskan secara detail proyek percontohan tersebut untuk skala transportasi apa.
"Kami sedang mengupayakan percontohan (pilot) untuk Kota Semarang," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/5/2022).
Lebih lanjut, Tutuka menjelaskan bahwa kerja sama ini telah dibangun dengan Pemerintah daerah setempat. Kerja sama dengan pemda menurutnya cukup konstruktif untuk pengembangan program konversi BBM ke BBG.
"Direncanakan dapat dilaksanakan dalam beberapa bulan ini," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Gas di SPBG Naik Jadi Rp 4.500, Ini Alasan Pemerintah..
