Masih di Atas Langit, Inflasi AS Capai 8,3% April 2022

MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
11 May 2022 20:17
Demonstrators protest Friday, June 5, 2020, near the White House in Washington, over the death of George Floyd, a black man who was in police custody in Minneapolis. Floyd died after being restrained by Minneapolis police officers.. (AP Photo/Carolyn Kaster)
Foto: Amerika Serikat (AP/Carolyn Kaster)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Amerika Serikat (AS) masih tinggi untuk periode April 2022. Biro Statistik dan Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi AS mencapai 8,3% dan mendorong konsumen ke pinggir jurang.

Seperti dilansir dari CNBC, Rabu (11/5/2022), capaian inflasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones yang sebesar 8,1%. Meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya.

Inflasi inti dilaporkan mencapai 6,2%, juga lebih tinggi dari banyak perkiraan yang sebesar 6%.

Tingginya inflasi berdampak langsung terhadap kondisi pekerja. Upah riil yang disesuaikan dengan inflasi turun 0,1%, walaupun secara nominal masih naik 0,3% dalam rata-rata pendapatan per jam.

Diketahui lonjakan inflasi menjadi ancaman baru bagi perekonomian AS pasca hantaman resesi akibat pandemi covid-19. Hal ini kemudian direspons oleh Bank Sentral AS Federal Reserve dengan memulai pengetatan dan menaikkan suku bunga acuan.

The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin menjadi 0,75-1%. Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir. Tidak hanya itu, ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan akan kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin dalam pertemuan mendatang.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan China atau Rusia, 'Musuh dalam Selimut' Teror AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular