IBC-Antam Bakal Pegang 40% di Pabrik Baterai EV Bareng CATL

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 May 2022 15:10
Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co
Foto: Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co

Jakarta, CNBC Indonesia - Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), perusahaan asal China, akan menjalin kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) serta Indonesia Battery Corporation (IBC) atau PT Industri Baterai Indonesia (IBI) untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, dari hulu hingga hilir.

Tak tanggung-tanggung, investasi yang akan dikeluarkan untuk proyek baterai kendaraan listrik ini diperkirakan mencapai US$ 5,968 miliar atau sekitar Rp 85,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).

Dalam kerja sama ini, Antam dan IBC direncanakan hanya menjadi pemegang saham minoritas atau memegang saham sekitar 30%-40% untuk proyek di sisi hilir atau pabrik baterai sampai daur ulang baterai kendaraan listrik.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho. Namun demikian, Toto menyebut, untuk di sisi hulu atau pertambangan, IBC-Antam akan menjadi pemegang saham mayoritas.

Toto mengatakan bahwa kerja sama antara IBC-Antam dengan perusahaan asal China tersebut masih dalam pembicaraan untuk finalisasi.

"Kalau dari segi mining side, Indonesia akan memiliki saham mayoritas, sementara untuk di downstream, sampai ke hilir, sampai ke daur ulang, IBC dan Antam akan menjadi minoritas tapi signifikan di atas 30% sampai 40%. Itu komposisi saham," papar Toto kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Dia menyebut, dari perkiraan investasi sebesar US$ 5,968 miliar atau Rp 85,3 triliun tersebut, terutama ditujukan untuk investasi di sektor pertambangan dan infrastruktur. Lalu, sebesar US$ 1,5 - 2 miliar untuk proyek smelter, pengolahan bijih nikel dan pabrik kimia menjadi nikel sulfat.

"Kemudian, (pabrik) baterai itu 15 Giga Watt hour (GWh) sekitar US$ 1,5 miliar. Kita juga ada daur ulang baterai yang diolah kembali untuk menjadi bahan baku, ini penting untuk sustainability," kata dia.

Toto mengaku cukup beruntung dapat menggandeng CATL dalam pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Apalagi, menurut Toto, penjualan baterai kendaraan listrik perusahaan asal Negeri Panda tersebut pada tahun lalu hampir mencapai US$ 7 miliar. Selain itu, CATL juga menguasai 80% pasar baterai untuk kendaraan listrik di China.

"Ada tiga pasar besar Eropa, China, Amerika. Namun dari segi penguasaan pasar mereka nomor satu di dunia dari aspek produksi dan market share di China dan mereka concern terhadap percepatan teknologi baterai EV perihal skill-nya," ujarnya.

Seperti diketahui, berdasarkan keterangan resmi CATL, dikutip Selasa (19/4/2022), CATL bekerja sama dengan Antam melalui cucu usahanya yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL).

CBL merupakan anak perusahaan Guangdong Brunp Recycling Technology Co., Ltd (Brunp), di mana Brunp adalah anak perusahaan dari Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).

CBL telah menandatangani perjanjian kerangka kerja tiga pihak dengan Antam dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) pada Kamis (14/4/2022).

Kerja sama tersebut adalah dalam Proyek Integrasi Baterai EV (kendaraan listrik) Indonesia, yang meliputi penambangan dan pemrosesan nikel, bahan baterai EV, pembuatan baterai EV, dan daur ulang baterai.

"Dengan investasi bersama sebesar US$ 5,968 miliar, proyek ini berlokasi di Kawasan Industri FHT Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, Indonesia, dan juga tempat-tempat lain di negara ini," tulis CATL.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah CATL, IBC-Antam Bakal Gandeng Investor Mana Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular