Internasional

China Ribut Lagi dengan AS Soal Taiwan, Bakalan Perang?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 May 2022 12:20
A model of the Chinese Fighter aircraft is seen in front of Chinese and Taiwanese flags in this illustration taken, April 28, 2022. Picture taken April 28, 2022.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: Sebuah miniatur pesawat tempur China terlihat di depan bendera China dan Taiwan. (REUTERS/Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara China dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas. Kali ini, meruncingnya konflik dua negara besar itu disebabkan oleh isu Taiwan.

Washington baru-baru ini menghapus beberapa kalimat dalam website Kementerian Luar Negeri (Kemlu) soal hubungan dengan Taiwan. Kalimat yang dihapus berbunyi terkait posisi Beijing bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Versi baru mengatakan AS "terus mendorong resolusi damai perbedaan lintas-Selat yang konsisten dengan keinginan dan kepentingan terbaik rakyat Taiwan".

"AS memiliki kebijakan satu-China yang sudah berlangsung lama, yang dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan, tiga komunike bersama AS-China, dan enam jaminan," tulis bunyi terbaru situs itu dikutip Rabu, (11/5/2022).

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price berdalih bahwa meski beberapa kata mungkin telah berubah, patron kebijakan Negeri Paman Sam terkait Taiwan tidak akan berubah.

"Kami secara teratur melakukan pembaruan pada lembar fakta kami. Lembar fakta kami mencerminkan, dalam kasus Taiwan, hubungan tidak resmi yang solid dengan Taiwan, dan kami meminta RRC untuk berperilaku secara bertanggung jawab dan tidak berpura-pura untuk meningkatkan tekanan pada Taiwan, AS terkait Taiwan tidak akan berubah," kata Price dalam konferensi pers, merujuk kata RRC pada Republik Rakyat China

KAPAL PERANG AS

Selain itu,ketegangan militer juga sempat dialami oleh kedua negara. Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Port Royal melakukan transit di wilayah Selat Taiwan.

"USS Port Royal melakukan transit "rutin" Selat Taiwan melalui perairan internasional sesuai dengan hukum internasional pada hari Selasa," ujar pernyataan resmi Armada ke-7 AS itu.

Hal ini sontak mendapatkan reaksi Beijing. Terkait penghapusan kalimat soal Washington yang mengakui posisi China di Taiwan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan hanya ada satu China.

Ia menjelaskan bahwa Taiwan adalah wilayah milik China dan bahwa pemerintahan RRC yang beribukota di Beijing adalah satu-satunya pemerintah resmi yang mewakili seluruh negara.

"Perubahan lembar fakta AS tentang hubungan Taiwan-AS adalah tindakan kecil dari fiksi dan melubangi prinsip satu-China," ujarnya kepada wartawan.

"Manipulasi politik semacam ini pada pertanyaan Taiwan adalah upaya untuk mengubah status quo di Selat Taiwan, dan pasti akan mengobarkan api yang hanya membakar AS."

Sementara itu, terkait masuknya kapal AS di Selat Taiwan, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya telah memantau kapal di seluruh wilayah itu, termasuk kapal perang USS Port Royal.

Pihak Komando Teater China itu menyebut telah memberikan peringatan bagi kapal AS itu dan menyebutnya sebagai aksi provokatif.

"AS sering mementaskan drama semacam itu dan memprovokasi masalah, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dan dengan sengaja meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan," tambahnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! China Tak Akan Ragu Kobarkan Perang Baru di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular